Sunday, December 30, 2007

Kesejatian Perjuangan

Aku...Kau...
Kita,
Berdiri di angka satu, kesempurnaan angka,
'alastu birabbika? Qalu bala syahidna.
Kesyukuran...
Menggerakkan semangat mengangkat bambu runcing, pedang, tombak dan pena
Menimang dengan dodoi kesyahidan dan apapun yang kita bisa,
Membuktikan sebuah ikrar keyakinan.

Aku... Kau...
Kita,
Menarik garis di titik nol
Mengukir penghambaan diri ini siapa,
Ternyata karya belum jua sempurna.

Aku pejuang pembangunan kebenaran dunia,
Pun jua Kau seharusnya!
Yang menemukan terminal tak hingga.
Taqarrub melepaskan...
Energi yang tak kenal sisa
Zaman terlalu pelit merelakan tulang, darah, harta dan jiwa
Zaman terlalu egois membagi sayang, semangat dan berkata:
"Apa kabar Indonesiaku? Hapuslah airmata"
"Apa kabar bumi Rabbku? Teruslah bercita-cita"
Terlalu malas berfikir dan berencana
Apalah lagi memeras keringatnya
Angkuh mengakui neraca sunnatullah..
Merekayasa neraca sendiri dengan lantang
Kau menantang bumi dan langit adalah hal yang berbeda
Memporak-porandakan rangka tawazzun dan membuat semakin bingung
Hentikan omong kosong dan koarmu!
Bahwa kau telah berbuat.
Karna yang ku tau kau mengacaukan puzzle perjuangan kita,
Bukankah kau terlalu pengecut mengakui kata hati dan kebenaran ilahi?

Wahai putra-putri negri luka...
Harapan kami sangat sederhana
"Kami wasiatkan perjuangan dengan mengisyaratkan jalan terang,
Teruslah berjalan...
Tak usah hiraukan goda rayu dipersimpangan"
Cukup, begitu saja.

Tak ada pertanyaan yang sulit
Jadi untuk apa jawaban rumit berturut-turut
Pekerja pastilah berbeda dengan sekedar penuntut.

Sejarah telah banyak bercerita,
Tanam saja bambu jangan berhenti meruncingkannya
Ayu dan ayunlah wahai putra-putri negri dengan dodoi jihad dan pengorbanan
Giling saja biji-biji gandum menjadi roti,
Karena kita takkan pernah tau kapan bumi meminta
Balut saja luka dan obati ngilu yang tercipta
Taklukkan buku, ilmu dan tekhnologiNya
Tajamkan pena hingga tetes akhir tinta.

Tebar kebenaran...
Tak usah tanya sampai kapan,
Karena kita tau wahai putra-putri negri
Perjuangan ini takkan pernah mati.

Berlari...
Menyongsong noktah Tak hingga
Menemukan keberartian diri,
Kesejatian perjuangan,
Dan disitulah SYURGA!

Renungan akhir tahun
Refleksi pemikiran seorang 'Aisyah
...Banjarbaru...

Resume : Malapetaka demokrasi Pasar

Sejarah telah usai” teriak francis fukuyama. Itu didengungkan tepatnya setelah komunisme di Uni soviyet runtuh. Dan demokrasi liberal yang ditunggangi kapitalisme menjadi pemenang tunggal peradaban. Lantas seperti yang diungkapkan fukuyama, tugas manusia modern menjadi semakin ironis; hanya merawat dunia yang laksana museum tambo.
Benarkah demokrasi liberal dan kapitalisme adalah satu-satunya kebenaran? B
enarkah tidak akan ada perlawanan terhadap dominasi two towers ? benarkah ini sistem yang terbaik dan tidak akan mengalami krisis internalnya? Diatas gugatan itulah buku ini berdiri. Buku ini mencoba membongkar keyakinan bahwa demokrasi liberal dan kapitalisme adalah kebenaran tunggal yang tergugat. Bahwa demokrasi liberal dan neoliberalisme adalah dua sisi mata uang yang menyesatkan peradaban manusia itu hendak dibuktikan oleh karya Coen husain Pontoh ini. Karna itu prakarsa untuk membongkar dan mencari alternatifnya adalah sah dan niscaya.

Ironis demokrasi liberal

Teoritisi demokrasi ala joseph schumpeter yaitu demokrasi hanya terbatas sebagai mekanisme memilih pemimpin melalui pemilu yang kompetitif dan adil. Senada dengan itu Hutington menyatakan kualitas demokrasi diukur oleh pemilihan umum yang kompetitif, adil, jujur dan berkala serta partisipasi rakyat yang tinggi selama pemilu. Cita2 mulia demokrasi direduksi menjadi sebatas hal prosedural dan tekhnis yakni PEMILU.
Geoff mulgan dalam kritiknya terhadap demokrasi, pertama; demokrasi cendrung melahirkan oligarki dan tekhnokrasi. Apa mungkin tuntutan rakyat di akomodasi oleh orang yang menilai politik sebagai karir untuk menambang keuntungan finansial? Kedua; prinsip2 demokrasi seperti keterbukaan, kebebasan dan kompetisi telah dibajak oleh para pemilik modal. Keterbukaan berarti keterbukaan untuk pemilik modal besar, kebebasan berarti kebebasan investasi bagi perusahaan multi nasional, kompetisi berarti persaingan pasar bebas yang penuh tipu daya. Ketiga; media mereduksi partisipasi rakyat. Kelihaian media mengemas opini publik membuat moralitas politik menjadi abu-abu, juga cendrung menggantikan partisipasi rakyat yang berujung pada semakin kecilnya partisipasi langsung dan kedaulatan langsung rakyat.
Negara adalah tempat akses dan relasi ekonomi, politik, hukum berlangsung. Negara dan sistem demokrasi juga berhubungan dengan masalah bagaimana menciptakan kesejahteraan, menjalankan dan mengatur finansial sebuah negara. Karena itu negara membutuhkan sebuah persekutuan taktis dan cepat. Karena hanya model ekonomi kapitalisme yang tersedia (yang memiliki kekuatan modal besar) maka demokrasi membutuhkan kapitalisme begitu juga sebaliknya. Darisini persekutuan najis itu mulai tercipta. Di ujung jalan, tampaknya kapitalisme lah yang berkuasa. Atas nama kemajuan dan poerdagangan bebas ia mulai mengangkangi negara. Atas nama pertumbuhan ekonomi ia mulai menyiasati demokrasi lalu muncullah makhluk lama dengan baju baru: neoliberalisme.
Sebuah makhluk yang mengendap-endap muncul lalu menjalankan tak-tik silent take over (penjajahan yang terselubung). Neolib kemudian mengusung proyek besar dunia:globalisasi. Paling tidak ada dua faktor yang mendorong gagasan neoliberalisme ini dipakai, pertama; krisis besar dan resesi ekonomi terutama mengenai amerika serikat dimana mereka mengalami over produksi baik perusahaan multi nasional maupun perbankan yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme pada negara-negara miskin. Kedua; model negara kesejahteraan (welfare state) mengalami kebangkrutan akibat besarnya pengeluaran yang harus dikeluarkan negara untuk jaminan sosial rakyatnya. Akhirnya kemenagan neolib adalah kemenangan bagi perusahaan multi nasional dan para corporate yang juga berarti kemenagan bagi negara maju untuk memberikan tekanan pada negara miskin agar mematuhi doktrin khas neolib: liberalisasi- privatisasi-diregulasi.

(Nasib Indonesia pun, ga jauh-jauh dari gambaran diatas. sekarang yang berlaku di Indonesia tak lebih dari Demokrasi prosedural!-- kesengsaraan yang berjubah kesejahteraan)

MARI BERKACA PADA SEJARAH!

INDONESIA MEMBUTUHKAN KAMMI!

Kaya. Itulah salahsatu kata yang bisa kita gambarkan ketika berbicara tentang Indonesia. Negri yang dari barat, timur, selatan hingga utara terhampar kepingan-kepingan kekayaannya. Negri yang didalam perutnya pun menyimpan emas dan mutiara. Oleh karena itulah memimpin negri ini menjadi suatu hal yang sangat sulit dan kita harus benar-benar memperhatikannya. Negara yang punya potensi besar harus pula dihidupi oleh orang-orang yang bercita-cita besar dan berjiwa besar. Sejarah telah membuktikan hal tersebut, betapa kesalahan memilih pemimpin akan berbuah mala petaka bagi berbagai dimensi. Potensi negri yang sedemikian besar justru tak mampu menghidupi dirinya sendiri, Indonesia miskin ditengah-tengah kekayaannya. Hal ini jauh lebih menyakitkan dari pada miskin karena kita memang tidak memiliki apa-apa.
Ditengah kemandekan situasi bangsa saat itulah, akhirnya dengan semangat perlawanan nabi Musa as, KAMMI pun mencoba menjadi pahlawan bagi negri ini dengan mengikatkan bendera reformasi di kepalanya. sejarah penentangan Musa terhadap Fir’aun, Hamman dan Qarun ini seolah menjadi representasi sejarah dari al-qur’an yang kembali berulang di Indonesia. Fir’aun adalah simbol otoritas Soeharto, Hamman yang merupakan seorang pegawai kerajaan Fir’aun adalah simbol dari para tekhnokrat & birokrat pemerintahan negri ini, sementara Qarun adalah simbol dari para konglomerat kapitalis. Kekuasaan ‘gila’ yang mengitari Indonesia inilah yang menyebabkan gelombang demonstrasi yang dinakhodai KAMMI datang bertubi-tubi. Sebagaimana dua makna dasar paradigma KAMMI
yaitu sebagai gerakan tauhid, yang bermakna pembebasan dan pendeklarasian. Hal inilah yang membuktikan eksistensi dari gerakan islam. Ada beberapa hal yang menyebabkan penentangan kaum muda ini terjadi, diantaranya ; pertama, Allah menegaskan untuk memerangi kebathilan. Rezim ordebaru yang dipimpin soeharto sudah benar-benar dianggap sangat mendzalimi rakyat. Soeharto menjadi sosok orang yang tak lagi mampu memimpin negri ini. Sebagai mana ketegasan Allah yang memerintahkan Musa untuk memerangi kerajaan Fira’un di mesir. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu” [TQS.Asy-syu’araa:10]. Kedua, Berani berkata benar dengan lantang. Saat orde baru masih merajai Indonesia, tak ada satu elemenpun yang berani menyatakan sikap ke parlemen pemerintahan kecuali mahasiswa. Berbagai elemen mahasiswa secara sadar bersatu melakukan pembelaan dan kritik terhadap kekuasaan Soeharto. ”Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun” [TQS.Asy-syu’araa:13]. Nabi Musa adalah seseorang yang tidak lancar berbicara karena lidahnya yang cacat akibat luka bakar diwaktu kecil. Hingga kemudian Allah mengutus Harun yang pandai berwacana dan berdealektika untuk membersamai perjuangan Musa. Kecerdasan dan kekuatan kolektif inilah yang kemudian mengantarkan Harun dan Musa pada kemenangan aqidah dan konsistensi. Sehingga wajar jika pada tahun 1998 terjadi gelombang reformasi yang bertubi-tubi membanjiri ruang-ruang kampus di Indonesia. Gelombang demonstrasi tersebut bergerak dengan kesadaran kolektif, dengan niat membawa air perubahan dan perbaikan bagi dahaga negrinya, Indonesia. Ketiga, ’Kaum muda adalah anak kandung Indonesia’. Menjadi hal yang sangat miris ketika menyaksikan negri yang tadinya sedemikian makmur tiba-tiba menjadi berpenyakit. Begitulah hati para anak bangsa itu tersentuh, dan memutuskan untuk ’berteriak dan menantang matahari diteriknya jalanan kota’ untuk menuntut penyembuhan. ”Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. Berkata Musa: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul” [TQS.Asy-syu’araa:16-19] Keempat, Konsistensi dan Eksistensi Ilmu. Sebagaimana Allah telah mewahyukan ilmu kepada Musa tentang kedzaliman raja fir’aun, seperti itu jugalah para mahasiswa indonesia dengan kesadaran serta rasionalitas yang penuh mengetahui keadaan dan nasib bangsanya. Kelima, Eksistensi Allah. Sebagaimana firman Allah didalam alqur’an surah asy-syu’araa: 23-24, ” Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." Kesadaran akan eksistensi Allah dan perjuangan dakwah ini juga menjadi salahsatu penyebab yang mempelopori terjadinya gerakan pemuda islam sebagai satu-satunya vioner dari mahasiswa muslim, KAMMI. Keenam, Representasi fungsi mahasiswa, Pemerintah Indonesia bukan tidak tau tentang keburukan yang mereka lakukan, tapi hati mereka berkabut, sehingga tertutuplah keegoisan itu oleh tebalnya kabut keegoisan mereka. Hal ini digambarkan pula pada saat pemerintahan fir’aun, mereka bukanlah orang yang tidak percaya terhadap kekuasaan Tuhan, melainkan keyakinan mereka tentang kebenaran telah tertutupi oleh keegoisan dan kecintaannya pada dunia. Berlandaskan hal tersebutlah mengapa terjadi gelombang reformasi yang sedemikian dahsyat dan bertubi-tubi, hingga akhirnya membuat orang yang selama 32 tahun menyetir Indonesia ini mundur secara tidak terhormat.

GRAND DESIGN BESAR KAMMI UNTUK INDONESIA

KAMMI dan islam adalah dua kata yang tak bisa dipisahkan. KAMMI telah menjadi suatu sarana yang merupakan representasi dari kemulian islam, sementara islam telah menjadi hal yang sangat sakral bagi KAMMI, ideologi. KAMMI dan islam laksana manusia yang itu terdiri atas jasad dan ruh, dimana jasad itu bernama KAMMI yang kemudian digerakkan oleh ruh islam secara integral. Jasad dan ruh ini tidak bisa dipisahkan secara absolut, namun juga tak dapat dialihkan peran fungsinya.
Mewujudkan masyarakat islami bagi Indonesia,itulah grand design KAMMI untuk Indonesia. Tentunya dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut dibutuhkan sistematika ideologi yang mengerakkannya secara teratur. Sistematika Ideologi ini adalah alat bantu untuk membumikan cita-cita besar pada tataran strategis operasional. Dalam konteks gerakan, KAMMI telah memiliki ideologi sekaligus prinsip yang menjiwai gerakan di seluruh aktivitas dan kegiatannya. Dari ideologi dan prinsip gerakan itulah KAMMI meletakkan seluruh aktivitasnya secara teratur dan terencana.
Ideologi merupakan pemicu sekaligus pendorong bagi para kader KAMMI agar mampu menterjemahkan nilai-nilai islam kedalam gerakan dan realitas perjuangan. Kekuatan ideology harus menginternalisasi kedalam diri kader KAMMI, karena patriotisme perjuangan KAMMI akan menuntut seorang ideolog dan gerakan kita tidak akan mampu memfokuskan gerakannya tanpa seorang ideolog.
Pemerintahan terus berganti, masyarakat terus bergerak, zaman global pun terus bergulir mencari jati dirinya laksana bola salju yang jatuh dari pengunungan es, bergerak sedemikian cepat melindas setiap benda yang menghalanginya. Oleh karena itu KAMMI harus mampu menemukan jati dirinya dan semangat zamannya. Agar ia tidak terlindas namun menjadi pengendali atas pergerakan dunianya. Roda waktu terus berputar, seiring dengan itu maka dunia pun terus berubah. Barang siapa yang mampu menggiring dan mensetting zaman dengan lincah dan tetap berada pada garis idealismenya, maka dialah yang berhasil memimpin dunia dan menjadi pengendali atasnya. Perubahan adalah suatu hal mutlak, “Tak ada sesuatu yang tak berubah didunia ini kecuali perubahan itu sendiri” ungkap John naisbitt dalam bukunya yang berjudul mind set!. ”Jangan berjalan terlalu lamban sehingga orang-orang lelah menunggumu dan akhirnya tak menghiraukanmu, jangan juga berjalan terlalu cepat hingga akhirnya kau jauh meninggalkan barisan dan orang-orang tak ada yang mengenalimu” Beranjak dari salah satu pola fikir inilah maka harus ada proses adaptasi gerakan yang harus dilakukan oleh setiap gerakan melalui proses menganalisis kebutuhan zaman secara konprehensif agar mampu tetap eksis.
Teori peru
bahan ini juga berlaku pada KAMMI, diusianya yang hampir menginjak angka 10 semenjak tanggal 29 Maret 1998, KAMMI dituntut untuk menjadi pemain yang cerdas memainkan peran-peran subtantif sebagai organ gerakan mahasiswa dengan tetap berada pada garis sakral visi-misi KAMMI sesuai dengan tuntutan zaman, sekaligus cermat mengatur strategi dan mensetting gerakan yang akan dilakukan dimasa depan dalam menghadapi dinamika dunia yang sedemikian kompleks dan cepat berubah. KAMMI dituntut untuk mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan dari elemen terbesar negri ini, rakyat.
KAMMI hari ini harus bisa mengambil sikap untuk menentukan masa depan gerakannya serta dalam merumuskan rencana hidup dan pengembangannya ke masa depan, KAMMI perlu melakukan penerawangan yang visioner. Karena wajah kita hari esok akan tergambar pada apa yang kita cita-citakan dan lakukan hari ini.

INDONESIA DAN KAMMI HARI INI

Setelah sekian lama berjalan pola gerakan KAMMI pun semakin berkembang hingga pada gerakan intelektual profetik kemudian disempurnakan dengan pola muslim negarawan yang termaktub dalam Manhaj Kaderisasi 1427 H. Perjuangan KAMMI akan menekan pada keberhasilan visi, dimana KAMMI sebagai mesin pencetak pemimpin guna mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Melihat visi yang sedemikian besar, tentunya butuh proses yang panjang untuk mewujudkannya. Diperlukan sebuah rekayasa untuk mencipta perubahan sosial seperti yang kita inginkan. Secara teoritis dalam sosiologi perubahan sosial dibentuk oleh dua hal yaitu, diawali oleh ide dan gagasan atau diawali dengan perubahan-perubahan fisik. Kedua teori ini dapat secara seimbang diperankan oleh KAMMI. KAMMI membawa kejelasan tujuan yang bersesuaian dengan islam, dengan melakukan pencerahan melalui ide dan gagasan, namun secara struktural gerakan KAMMI semakin berkembang, membentuk sebuah ‘negara’ sendiri yang kekuatannya cukup diperhitungkan, terutama dalam perannya sebagai Balancing Power dan Social political control. Dengan adanya perkembangan gerakan tersebut, maka diperlukan tata aturan yang lebih relevan untuk mengatur setiap langkah KAMMI agar mampu mensinergiskan antara idealisme yang diusung KAMMI dan zaman dimana KAMMI berjuang saat ini.
Saat ini,
Indonesia dan KAMMI laksana samudra yang ditengah-tengahnya ada gunung es dan sebuah perahu dengan cita-cita yang sangat besar untuk berlayar dan bisa sampai ke negri impian yang terletak diseblah gunung es, Indonesia sejahtera. Dimana gunung es itu adalah berbagai tantangan dari iklim pemerintahan, globalisasi dan kapitalisme global, sementara perahu itu adalah reformasi dengan mahasiswa muslim sebagai nakhodanya, KAMMI. Pada tahun 1998, perahu itu berhasil menabrak pengunungan es dan mematahkan puncaknya, yang direpresentasikan oleh runtuhnya Soeharto. Namun perahu kecil reformasi itu tetap saja tersendat dan tak mampu lewat, karena ternyata masih ada bongkahan es, yang merupakan pondasi gunung es dan sampai hari ini masih berdiri kokoh didalam samudra tanpa kita sadari. Itulah karakter orde baru yang mengakar, globalisasi dan kapitalisme global yang menunggangi Indonesia dan membuat perjalanan kita hingga detik ini terhambat.
Artinya, kita tidak mungkin bisa melewati bongkahan es yang sedemikian besar hanya dengan menggunakan perahu yang
dulu kita miliki tanpa kita memperbaharuinya, tanpa kita membuat tekhnologi-tekhnologi canggih untuk melengkapi bekal perjalanannya menuju pulau yang ia impikan. Hanya ada dua kemungkinan, perahu kecil itu terpental atau perahu kecil tersebut memutar kemudi, menyerah. Hal ini sangat mungkin terjadi dikarenakan gunung es tersebut masih sedemikian besar dan kokoh.
Jadi, untukmu para kader KAMMI, berjuanglah dengan segenap kemampuan yang dimiliki, asah kompetensi, karena ’gunung es’ itu terlalu kuat untuk dihancurkan dengan cara-cara yang biasa dan seadanya. Jangan memaksakan diri untuk terus menabrak dan menabrak tanpa memberikan sesuatu yang konkrit sebagai senjata untuk menghancurkan ’kokohnya cengkraman gunung es tersebut didalam samudra’!
Karena sejarah telah banyak mengajarkan kita, bahwa perjuangan itu tak akan bisa selesai hanya dengan teriakan ’ tolak, hancurkan, lengserkan’, tanpa kita memberi solusi alternatif untuk menggantikannya. Tapi ia akan membaik perlahan ketika kita mampu memberikan solusi real dan memperjuangkannya dalam kehidupan nyata!
KAMMI is problem solver not problem maker...
keep moving, finish the changing!



Bukti Cinta Untuk KAMMI
25 Desember 2007, Ciawi-Bogor

Wednesday, December 19, 2007

Entahlah..Saya hanya ingin menulis!

Hari ini entah keberapa kalinya saya melewatkan hari raya qurban di 'kampung orang'.
Sedih sih g'... hal ini sudah terlalu terbiasa:) Tapi wajar rasanya klo ingat keluarga dirumah. Gimana ga? klo disepanjang jalan yang ditemuin rata-rata adalah teman ato ade tingkat yang bawa tas barang&ransel dipundaknya, menandakan akan pulang kampung.
Yang pasti idul adha kali ini bagi saya adalah benar-benar berkorban, macam-macam!
Beberapa hari sebelum ini rasanya agenda full oleh agenda-agenda yang penting dan mendesak, karna kelalaian saya yang menunda untuk mengerjakannya. Jadilah saya harus merapel kerjaan yang harusnya dikerjakan dalam 1 minggu menjadi 2 hari. Meminta berbagai referensi dari berbagai tokoh agama, pemerintahan, termasuk tokoh salah satu parpol. Sebenarnya hal ini bagi saya hal ini ga begitu penting untuk dilakukan, karna saya sudah mendapatkannya. Tapi momentum ini saya rasa tepat untuk saya (atas nama KAMMI) silaturrahim dan membina komunikasi awal dengan beberapa parpol di daerah saya, and than... hasilnya, membuat saya banyak belajar! ada beberapa yang sangat welcome, ada yang biasa aja, ada yang phobi duluan, ada yang baru dipintu masuk dah 'diusir', hanya karena mereka menganggap afiliasi politik KAMMI sudah sangat jelas. tapi bagi saya perlakuan itu semuanya berarti! Kran-kran yang terbuka akan saya pergunakan sebaik-baiknya. untuk yang airnya hanya menetes sedikit demi sedikit akan saya tunggu air itu hingga lancar keluar. untuk yang masih 'sombong' ga mau keluar, tunggu saja, masih banyak kesempatan lain untuk membuka kran :)
Kepada bapak-bapak yang saya temui hari ini, semoga semangat hari raya qurban ini, mampu kembali memantik semangat kita untuk tidak mengorbankan kepentingan rakyat, tapi berkorban untuk rakyat, bukan golongan!
Untuk bapak-ibu dirumah... Selamat idul adha, i miss u very much..

banjarbaru,senja idul adha...
19 desember 2007

Monday, December 10, 2007

Cita-Cita & Masa Depan

Inilah dua kata yang cukup mendapat porsi besar memenuhi sebagian ruang di memory saya akhhir2 ini. entahlah, mungkin saya orang yang cukup punya obsesi besar terhadap dua kata ini, cita-cita & masa depan!
Kalau berbicara cita-cita, jujur akhir2 ini saya bimbang. kata teman2 saya, saya termasuk dalam kategori orang yang cukup punya cita2 besar karna pembicaraan saya ga jauh2 dari 'renstra hidup' dan 'capaian'. Saya juga tidak mengerti mengapa saya bisa terbentuk seperti ini, mungkin warisan sifat dari mama saya. dan saya fikir ini bukanlah hal yang buruk! memformat sesuatu agar lebih terukur dan terarah untuk masa depan akan jauh lebih baik dari pada menjalani hidup dengan gaya air, 'mengalir'. Tapi, kita akan jadi orang yang ambisius untuk mewujudkan cita2 itu dan akan jadi 'sedikit stress' klo yang direncanakan sangat jauh dari kenyataan. menurut saya ini cukup membangun budaya kompetitif, 'mencoba bersaing dengan 'takdir'. Karena dunia adalah tempat dimana kita bisa berbuat & melakukan banyak hal untuk mendapatkan sesuatu, karena kita 'hidup'! , sementara diakhirat kita hanya bisa menunggu, tidak lebih!
tentang masa depan, saya juga masih mencoba merabanya. Entah kenapa semakin mendekati ujian akhir skripsi visi hidup saya jadi kian gamang, 'saya tersesat'!. saya menjadi sedemikian penakut. Sekian banyak target hidup&dakwah terlalu tinggi dan sedemikian melangit dibenak saya, tapi rasanya tak satupun mampu saya bumikan. ada apa ini? kenapa sedemikian sulit? bahkan merincinya saja rasanya saya tak mampu lagi :(
Allah please help me..semakin hari rasanya beban kian menumpuk, saya seolah menjadi orang yang enggan menyaksikan terbitnya matahari esok. bukankah dulu saya begitu terobsesi melihat matahari?
Allah please help me.. berikan arahan&kekuatan,saya yakin bisa menghadapi ini. yah, saat ini saya cuma sedikit gundah dengan tumpukan Pe-er hidup yang belum juga mampu terselesaikan dengan baik. bukankah ini hanya segelintir 'cobaan' saja. saya baru harus melawan bayang-bayang ketakutan saya, saya belum berhadapan dengan dunia sesungguhnya!

Insyaallah, makalah daurah akan selesai!
Skripsi juga pasti selesai!
amanah akan berjalan lancar!
Mama & bapak ga akan kecewa!
Esok matahari akan terbit jauh lebih indah&lebih hangat dari sebelumnya!
Semesta ini akan jauh lebih ramah, klo saya mampu bersahabat dengannya!
Hindarkan bayangan negatif, karena itu mematikan!
semangat!

Berjalan menjelajah mimpi
monday, desember 2007

Saturday, August 11, 2007

Nge-net diKaltim...

Lama sekali tidak mengunjungi blog ini... Bukan karena tidak ingin mengunjungi dan tidak ada coretan-coretan yang ingin di posting, tapi lebih karena waktu yang saya jadwalkan seringkali bergeser karena ada pekerjaan lain yang jauh lebih mendesak daripada sekedar membuka blog.

Tapi, alhamdulillah dan diluar dugaan saya hari ini Allah memberi kesempatan untuk sekedar menjenguk dan oret2 diblog ini. Justru tidak pernah terbayang oleh saya bisa ngenet pas lagi diKaltim, di Dev@z.net komplek mahasiswa mulawarman jalan pramuka Samarinda.
Kemarin saya berangkat dari Banjarbaru menuju samarinda, keberangkatan yang tidak terplanning sebelumnya, setelah satu hari kemarin agenda saya dipenuhi jadwal rapat nyaris dari pagi hingga sore, sampai-sampai beberapa agenda juga terabaikan. Ta'limat keberangkatan dari KAMMI ini baru saya ketahui ketika selesai rapat pukul 06.30 sore, dan keberangkatan naik bis terakhir jam 07.30 malam. saya hanya punya waktu 1 jam untuk mempersiapkan segala sesuatu perihal keberangkatan, itupun hampir ditinggal bis. Padahal diwaktu yang sama tugas-tugas organisasi menumpuk dan belum saya rampungkan. yang paling membuat sedih adalah saya harus meninggalkan agenda yang menurut saya sangat penting, agenda yang telah lama saya nanti-nantikan. Yup, sebelum ada agenda keberangkatan ini, kami sempat menggagas pertemuan beberapa muslimah penggiat da'wah mahasiswa guna menyempurnakan pola-pola dakwah kampus yang ada sekarang. realisasi pertemuan itu ditetapkan besok.

Sebelumnya saya sempat punya rencana untuk pulang, tapi urung..karena saya berfikir gagasan pertemuan itu sangat urgen. Tapi saya rasa tidak masalah.. Allah seringkali punya hal-hal mengejutkan untuk kita. dan yang saya temui diSamarinda hari ini ternyata tidak kalah urgen dan mengagetkan juga. Karena selain menghadiri sosialisasi hasil Rapimnas dan revisi manhaj kaderisasi 1427 H, disini saya juga bertemu teman lama, satu SMU. Sekarang dia menjabat sebagai koordinator keputrian Pusat Studi Mahasiswa (Pusdima) Unmul sekaligus nimbrung di KAMMI. Awalnya sama-sama kaget, siapa sangka sekarang kita berada dijembatan fikrah yang sama, padahal latarnya sangat jauh berbeda. malam itu diisi cerita panjang lebar, mulai dari da'wah kampus dan banyak hal..Subhanallah, apa yang tidak mungkin jika Allah telah menetapkan diriNya menjadi perekayasa terbaik hidup manusia?

Semangat meneruskan perjuangan...
Catatan kecil dibumi etam, Samarinda...11 agustus 2007
Buat teman2 seperjuanganku dibumi lambung mangkurat yang bakal berpusing-pusing esok, semangat!
Buat adik2 penerus cita2 futuh unlam diacara penyambutan MABA, harus lebih semangat!
persiapkan dan optimalisasikan segala potensi yang dimiliki, Allahuakbar!

Wednesday, August 1, 2007

Testimoni Malam

Malam.
Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Memurnikan dan memaksa idealisme untuk kembali bercahaya
Seperti air zam-zam yang menghilangkan dahaga perjalanan
Terus ada dan terus mengalir laksana keoptimisan
Seperti api mrapen, terus berkobar dan tak pernah padam
Menjadi simbol semangat dan keabadian

Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Membasuh dilatasi noda yang berhamburan
Mengganti merah, biru dan abu-abu dengan latar putih saja!
Membalut luka dengan perban istighfar
Sudah, biarkan saja!
Ini privasiku dengan Tuhan.

Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Mentransformasi rasa dalam lukisan do'a
Mengetuk pintu maaf
Menimang syukur dengan dendang tasbih alam raya
Melebur kekerdilan diri dalam ruku dan sujud yang terbata
Mengukir syurga diatas hamparan sajadah taubatan nasuha
Menagih janji pada Tuhan,
Bahwa pada pekatnya malam akan selalu ada bintang
Meskipun ia sedang bersembunyi dibalik awan

Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Memerintahkan jiwa untuk kembali sadar
"Jangan berhenti disisni!
Ini hanya tempat memulai, bukan akhir sebuah pengembaraan"


In the room of jihad
di pergeseran waktu, july-Agst 2007




Ombak Merdeka

Aku adalah raja
Pemberi titah atas kemauanku
Bukan pengecut yang mudah menyerah dan lari dari rekayasa Tuhan
Bukan pula pesuruh manusia yang hanya berstatus sebagai hamba
Aku bukan khadimat nafsu!

Aku adalah hakim
Pemberi sanksi atas kelalaianku
Mengetukkan palu kebijaksanaan
Membunuh hari dan merana didalam sel kurungan
Atau...
Membalas demdam atas segala keterpurukan

Aku adalah diaryku
Yang menyimpan sejarah hidup dan masalalu
Membakarnya habis menjadi abu
Atau...
Membiarkannya berhembus bersama angin keseluruh penjuru

Walaupun kita adalah segalanya, kekuatan yang sempurna
Namun kita bukanlah siapa-siapa!
Kita tak mampu membeli takdir dengan apapun
Lalu, untuk apa kita menentang pemilik hak veto semesta?
Dengan pemberontakan yang acapkali angkuh kita lontarkan
"Saat ini Aku sedang marah pada zaman!"
Merajut kesombongan kusut ditengah kealpaan
Ke-Akuan yang rapuh diterjang rangkaian alif ba ta tsa yang terpatah
hanya sampai ditenggorokan
Walaupun telah tegak berdiri,
Tetap saja tak mampu menjangkau matahari.
Saat ini juga, Keluar!
Bukankah dunia mulai ramah berbagi cerita?
Bukankah zaman ini masih didera amnesia?
Bukankah matahari telah menghidupkan keyakinan mjd tongkat penyangga?

Berguru pada Quthb yang fii zhilalil qur'annya mjd salahsatu rujukan dunia
Berguru pada Hamka yang menjadi mufassir dibalik jeruji penjara
Pahlawan sejati bisa bangkit sendiri
Mengubah buih keterpurukan menjadi ombak kekuatan maha dahsyat
Yang tak kalah bertarung dengan badai
Yang tak mau bernegosiasi dengan angin
Menjadikan dirinya ombak yang merdeka,
Merdeka menerima rekayasa Tuhannya

Saksikanlah!
Aku baru saja bebas dari penjara.

In the room of jihad
"Dengan semangat kemerdekaan:)"

Saturday, July 14, 2007

Cinta untuk KAMMI_4: Yang Muda & Bersemangat, Yang tua & Bijaksana

Pelan pintu No.18 diruang nuri RS. Sari Mulia itu terkuak setelah sekian detik salam kami terdengar. Dibaliknya menyembul seraut wajah milik lelaki bersahaja yang tak asing lagi bagi kami, dia tersenyum dan mempersilahkan kami masuk.

Anaknya masuk rumah sakit beberapa hari lalu, analisa dokter sikecil azis terserang penyakit muntahber. Ini jelas membuat bocah yang tadinya aktif menjadi lemas tak berdaya, karena cairan didalam tubuhnya terkuras. Kami berbincang sedikit, tidak begitu lama. Setelah adzan ashar berkumandang, kami pamit pulang. Masih dengan wajah bersahaja, beliau melepas kami pulang dan mengucapkan terimakasih karena telah menjenguk anaknya. Dia lah Pak Riyadi Ketua Dewan Perwakilan Wilayah sebuah partai diKalimantan selatan.

Setelahnya, kembali saya menarik gas kendaraan dan melarikannya ke kayu tangi ujung. Sebelumnya saya bersama seorang teman, yang tidak lain adalah retno mampir ke masjid kampus Unlam untuk menunaikan shalat ashar sambil nyari oleh-oleh.

Sore itu RS. Anshari saleh nampak legang. Walaupun belum begitu sore namun lagit begitu ramah menaungi dari terik matahari. Kembali kami menjelajahi rumah sakit dan berharap dengan cepat menemukan kamar kelas 1 no.A4. Sesampainya disebuah ruangan, dengan sambutan yang sama santunnya, wajah milik Bapak dari 6 orang anak inipun sangan bersahaja. Didalam kamar berukuran 3x3m itu seorang gadis kecil tergeletak dengan balutan perban dan infus dipergelangan tangannya. Beliau baru saja pulang dari jakarta, dan langsung mendapat kabar bahwasalah satu putrinya masuk rumah sakit, sehingga beliau belum sempat pulang kerumah. sekarang beliau sendirian menjaga anaknya, “giliran denggan umminya” katanya ramah menjelaskan.

Cukup lama juga kami berbincang, tentang segala hal. Perjuangan didewan dan lika-likunya (kebetulan ustadz yang satu ini adalah anggota fraksi sebuah partai diKalsel). Bagaikan buah simalakama katanya. Tak lama istri beliau datang, beliau habis mengantar anaknya yang juga habis dirawat dirumah sakit yang sama. Namun, subhanallah sambutannya juga begitu luar biasa, tulus. Seperti tak terjadi apa-apa, istri beliau masih bisa memberikan senyumnya yang ikhlas meskipun kedua anaknya masih dalam masa perawatan. Kedua suyuh dakwah ini benar-benar bijaksana dan saya belajar banyak dari keduanya. Dia adalah ust. Husaini dan istrinya.

Jujur saya jadi teringat kelakuan-kelakuan saya dan teman-teman yang terkadang memberi tuntutan yang berlebihan pada jama’ah terkait dakwah mahasiswa. Tanpa menyadari tantangan da’wah yang mereka hadapi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan KAMMI dan kampus. Idealisme yang berlebihan, terkadang tak mengenal tempat. Mulai sekarang, saya bertekad untuk lebih banyak belajar, menyemai semangat dan idelisme dengan cara-cara yang bijaksana. Bukan malah menambah beban. Memang semangat anak-anak muda adakalanya harus diseimbangkan dengan kebijakan para orang tua, Agar da'wah ini menjadi lebih seirama perjalanannya.

Jazakallah khair kepada bapak yang menyadarkan saya buat silaturrahim..
Jazakallah khair juga kepada orang yang sudah merekomendasikan beberapa nama untuk disilaturrahimin..
Jazakallah khair untuk para ustadz atas segala tausiyahnya, saya janji bakal lebih sering silaturrahim..Moga anak-anaknya cepat sembuh, Amin..
Thank’s every for you, Allah...yang sudah mengizinkan saya silaturrahim dan memberi nikmat terindah hari ini..

“Semangat disepanjang perjalanan”

Sepulang dari silaturrahim atas nama KAMMI
In the room of jihad, 11 juli 2007, 19.00-19.43wita

Cinta untuk KAMMI_3: BelaJaR m3nc!nTai KAMM!

Short message yang mampir di inbox saya malam itu membuat Istirahat saya agak terganggu. Dan akibatnya saya baru berhasil memejamkan mata jam 4 subuh dini hari, setelah sebuah pesan singkat yang mengabarkan bahwa sekretariat KAMMI komisariat akan kosong satu bulan lagi dan tidak ada satupun kader KAMMI yang mau menempatinya. Sepanjang malam itu saya berfikir, apa yang menyebabkan semua ini terjadi? Apa yang hilang dari diri kader KAMMI kalsel hingga permasalahannya jadi setragis dan sepelik ini?

Cukup lama juga saya merenung, merangkai berbagai kejadian. Mulai dari program radio yang bermasalah, tidak terurusnya desa binaan, pengurus yang datang kepanti dengan ogah-ogahan, amal jama’i & ukhuwwah yang mulai pudar, kader yang ngedumel dengan sekian banyak alasan karna harus ikut MK2 dengan jarak tempuh 1 jam, atau fenomena bergugurannya kader KAMMI Kalsel dijalan da’wah. Akhirnya saya sampai pada satu konklusi integral, bahwa ada satu wabah penyakit yang hinggap dan menggerogoti tubuh KAMMI Kalsel.

---------------------------------------------------------------

KAMMI...Entah sudah berapa lama saya mencintainya, saya juga tidak menyadarinya. Semuanya mengalir begitu saja, tanpa terlalu banyak berkata-kata. Yang pasti skenario Allah memang tidak bisa tertukar. Sekitar dua setengah tahun silam saya bergabung diKAMMI, bisa jadi banyak senior KAMMI yang ‘geram’ dengan kelakuan saya, karena terlalu asshabiyyahnya saya waktu itu. saat itu saya sudah aktif dimushalla fakultas, FSI Ulul Albab namanya. Saya sangat mencintai peran saya sebagai ADK, sementara KAMMI hanya saya anggap sebagai amanah sampingan ketika saya lagi nggak ada kerjaan. Mungkin juga karena tuntutan yang disebabkan lost generasi diangkatan sebelumnya, sehingga peran saya dikampus terpaksa harus akselerasi. Waktu itu saya mendapat amanah dikaderisasi FSI difakultas saya. Karena saya sangat mencintai FSI, maka saya akan selalu meninggalkan acara diKAMMI ketika ia berbenturan dengan agenda FSI. Sekalipun acara diKAMMI itu sangat penting, sementara FSI hanya acara bersih-bersih mushalla saja misalnya. Hal ini juga nampak pada cita-cita saya terhadap FSI dan KAMMI. Pertama kali saya bergabung diFSI, jujur dibenak saya sudah tersusun program da’wah fakultas 5 tahun kedepan, bahkan saya sempat membuat grand design itu untuk MIPA mulai dari sarana perekrutan, pembinaan sampai pada da’wah siyasi kampusnya,tapi sayang cita2 itu saya simpan sendiri. Berbeda dengan diKAMMI, kasarnya boleh dibilang, saya cuma numpang nama distruktur kepengurusan KAMMI. Waktu itu amanah saya pun dikaderisasi, tapi saya tidak punya cita-cita apapun untuk KAMMI, seperti air mengalir. Kalau ada syuro ya saya datang syuro, kalau ada acara dan waktu itu saya kosong dari agenda FSI maka saya pun akan datang, namun hanya sebatas itu, tidak lebih. Saya menganggap semua ini wajar, karna saya memang tidak mencintai KAMMI dan merasa lebih dibutuhkan diFSI.

Tiga bulan menjabat sebagai kaderisasi komisariat, kepengurusan pun berganti. Dalam syuro yang cukup panas itu muncullah gagasan untuk membekukan biro humas komisariat, karena para akhwat senior komsat menganggap biro humas dari dahulu tidak mampu berkontribusi dan akan menyia-nyiakan potensi kader saja. Entah kekuatan apa yang menyebabkan saya sangat keukeh tidak menerima pendapat itu, karena waktu itu saya menganggap biro humas adalah salah satu senjata untuk menunjukkan eksistensi komisariat. Wajah komisariat KAMMI akan tercermin seperti apa yang digambarkan humasnya kepada publik dan itu bukan peran yang mudah. Hingga akhirnya humas komisariat tetap ada. Namun, konsep “siapa yang usul, maka dia yang nanggung” itu ternyata berlaku untuk diri saya. Semenjak itu saya mendapat amanah sebagai humas komisariat, meskipun sempat ada friksi dengan KAMMI Daerah masalah penempatan saya. Kebetulan saat itu saya sudah DM2 dan ada kabar akan diminta untuk menutupi kekosongan pengurus diKAMMI Daerah. Disinilah awal yang membuat saya banyak belajar. Karena kerja kaderisasi dan humas menurut saya sangat bertolak belakang, sementara saya adalah kader yang dibesarkan dikaderisasi dan menganggap bahwa kaderisasi adalah segala-galanya. Disatu sisi saya juga tidak begitu mengerti dengan kerja-kerja kehumasan. Bertolak dari dua latar belakang inilah kemudian saya menjadi orang yang cukup gigih dalam belajar, saya belajar dari siapa saja, walaupun hal ini pasti sangat berat. Pembelajaran ini berlanjut dikepengurusan KAMMI daerah. Disatu tahun sisa kepengurusan Akh Hendra saya menjadi penghuni baru distruktur KAMMI Daerah, sebagai kadept. Humas menggantikan ukhti Retno. Sementara beliau sendiri diberi amanah untuk mengayomi komisariat. Satu tahun, bukanlah waktu yang singkat untuk saya belajar dan dikejutkan dengan berbagai amanah besar seperti menjadi koordinator humas wilayah kalimantan. Tapi amanah-amanah itu menjadi ringan karena pada saat yang sama saya telah jatuh cinta pada KAMMI. Saya sangat enjoy menikmati pekerjaan saya, dihumas juga saya mulai punya cita-cita besar untuk KAMMI. Satu tahun sudah, kembali kepengurusan berganti dan saya diminta untuk mengayomi kaderisasi sekaligus membantu teman-teman diPeKom. Jujur, awalnya kebijakan ini terasa berat bagi saya. Lagi-lagi saya berfikir bahwa humas dan kaderisasi itu bagaikan kuadran yang pekerjaannya saling bertolak belakang bagaikan didalam ruang simetri. Saya sangat sedih, seperti anak kecil yang kehilangan mainan kesayangannya, begitulah yang saya rasakan ketika amanah saya tidak lagi dihumas. Namun, tentu saja saya tidak akan membiarkan diri saya dalam keadaan seperti ini terus menerus. Ya, saya harus berbuat! Tapi lihatlah kawan hasilnya, 3 bulan saya mondar-mandir dari satu komisariat ke komisariat lain tanpa sesuatu yang jelas. Saya kembali seperti semula, tanpa membawa apa-apa. Yang saya bawa berkeliling hanya silaturrahim untuk menuntaskan amanah, tidak lebih. Taukah engkau apa penyebabnya? Ya, karena saya tidak mencintai kaderisasi, karena hati saya & cita-cita saya sudah saya berikan dan terporsir untuk humas. Saya baru tersadar, ketika seorang Akh menelfon saya dan menanyakan apa yang saya ingin perbuat dikaderisasi untuk KAMMI kedepan. Jujur, saya gagap menjawabnya, karena memang dibenak saya tidak ada apa-apa. Tidak ada rencana, tidak ada cita-cita, yang saya tau saat itu hanyalah saya harus berbuat, tidak boleh diam, itu saja. Ditengah segala kekerdilan diri yang begitu naif, saya mencoba kembali berdiri dan melangkah. Sekuat tenaga, saya harus menemukan cinta dan memperjelas cita-cita untuk KAMMI melalui kaderisasi. Tak begitu lama, saya kembali mendapatkannya. Saya kembali jatuh cinta pada KAMMI dan tentu saja cinta saya yang kedua kali ini akan menguatkan kecintaan saya pada KAMMI pada saat pertama kali dulu. Sampai saat ini, saya senang menjalankan amanah diKAMMI, walaupun berat namun semuanya menjadi ringan. Karena saya melakukannya dengan hati yang lapang, dengan mencintai KAMMI dan da’wah saya.

Ketiadaan cinta terkadang bisa menjadi akar persoalan, karena ia adalah sumber bagi inspirasi dan kekuatan. Bahasan ini memang tak pernah basi, Karena tak ada satu perasaan pun yang mampu dengan utuh mendefinisikan cinta, karena cinta adalah kontemplasi rasa yang memang Allah ciptakan untuk menjadi sesuatu yang ajaib di alam jiwa. Karena cinta adalah pengorbanan, perhatian, ketulusan, kekuatan, kelembutan sekaligus ketegasan. Karena cinta bukanlah ashabiyyah melainkan proporsional dalam bersikap. Karena cinta adalah memberi, bukan meminta. Karena cinta tak hanya sekedar dikatakan, tapi harus dibuktikan. Karena adakalanya cinta tak butuh ungkapan verbal, Tapi hari ini saya ingin mengatakan dan membiarkan semua orang tau bahwa saya jatuh cinta pada KAMMI.

-------------------------------------------------------------

Cerita panjang ini khusus saya persembahkan untuk semua saudara saya di struktur kepengurusan KAMMI Kalimantan selatan. Karena saya sangat sadar bahwa cinta itu tak bisa dipaksakan, karena saya juga sadar kaderisasi tak bisa membuat grand design cinta agar kalian semua mampu tulus mencintai KAMMI. Karena cinta itu pekerjaan hati, bukan pekerjaan struktur. Karena amanah di KAMMI bukan sekedar kerja struktur tapi kerja menyemai idealisme, yang harus diejewantahkan dengan amal dan diikhlaskan oleh hati. Karena da’wah KAMMI ini juga butuh pengorbanan. Dan pengorbanan adalah ritual cinta, bukan keterpaksaan yang dibalut dengan perban amanah.

Ketika cinta itu ada, maka kita akan berjuang sekuat tenaga mengusahakan apapun yang seharusnya menjadi kewajiban kita diKAMMI. Ketika cinta itu ada, maka tak perlu terdengar kabar bahwa sekretariat KAMMI akan kosong karena akan ditinggal penghuninya dan tidak ada lagi kader yang mau menempatinya. Ketika cinta itu ada, maka saya yakin tidak akan terdengar lagi alasan tidak ikut MK 2 karena esok ada ujian, tidak ada SIM atau tidak punya kendaraan karena jarak tempuhnya hampir satu jam (bukankah masih ada angkot). Cintalah yang membuat kita mampu berkata “ya” dan menyingkirkan segudang alasan. Cinta itulah yang menjadikan upaya kita maksimal, tidak seadanya. Cinta itu jugalah yang membuat kita berfikir kreatif untuk mensiasati segala keaadaan. Cinta itu jugalah yang memberi kita kekuatan untuk berkorban melebihi apa yang kita punya. Cinta jugalah yang membuat lelah menjadi sesuatu yang indah dan menyenangkan. Cinta ini jugalah yang seringkali membuat hal2 yang tidak rasional dimata manusia lain, namun menjadi logis bagi kita. Semua hal2 ‘ajaib’ ini terjadi karena telah ada perasaan ‘ajaib’ yang juga telah kita miliki dan persembahkan untuk KAMMI.

Sekarang, marilah jujur bertanya pada hati!

Jika hari ini kau melihat KAMMI Kalsel tak mampu berkontribusi dalam perbaikan ummat, jika hari ini KAMMI menjadi organisasi biasa yang tak ada apa-apanya, atau jika hari ini nama KAMMI perlahan-lahan hilang dari peredaran. Maka tanyalah pada kader-kadernya sudahkah ia mencintai KAMMI? Maka kau akan tau dan mengerti jawabannya.

Sampai saat ini, Saya masih belajar untuk terus mencintai KAMMI, meskipun dengan sangat sederhana. Dan berharap semoga akan banyak pengurus lain yang berkata bahwa ia juga mencintai KAMMI dan ‘ingin terus hidup bersama cita KAMMI meskipun ia telah berada diluar sana’[]

Friday, July 13th 2007
In the room of jihad, 05.00-06.12wita

Tuesday, July 10, 2007

Cinta untuk KAMMI_2: Pada Mereka Ada Semangat

Sore itu, setelah adzan ashar berkumandang. Tiba-tiba Hp saya bergetar menerima panggilan dari seseorang. ‘Tekad’nya izzis berteriak berkali-kali, namun saya tak bisa mengangkatnya karena saya lagi shalat. Setelahnya, saya cek panggilan itu, tenyata dari pak Alkatiri seseorang yang saya kenal saat mencari donatur untuk KAMMI. Saya balik menghubungi beliau, kalau-kalau ada yang penting dan saya bisa membantunya. Ternyata saya malah mendapat undangan makan dan dipersilahkan mengajak teman. Akhirnya ber-3 kami meluncur menuju pondok makan sederhana mpek-mpek palembang di depan masjid Kanzul Khairat disekitar perumahan komet Banjarbaru.
Kami makan sambil bercerita, bapak yang satu ini memang sangat luar biasa. Beliau sangat welcome dengan para aktivis da’wah mahasiswa. Ya salah satu bentuknya dengan mengajak makan seperti ini, dan ini bukan sekali dua kali. Katanya beliau merasa ada sesuatu yang hilang kalau dalam seminggu tidak ada interaksi dengan aktivis da’wah. Ya, beliau bukan orang ’tarbiyah’, beliau hanya simpatisan. Tapi menurut saya, apa yang beliau berikan tak kalah dengan apa yang telah dilakukan oleh orang-orang tarbiyah. Beliau adalah orang yang penuh semangat dan berusaha menularkan aura semangatnya pada KAMMI. Beliau adalah enterprenuer yang ulung namun tidak ’pelit’ terhadap harta. Beliau adalah motivator sekaligus kontributor bagi KAMMI.
Pernah sekali waktu, saya datang kepada beliau dengan membawa proposal muktamar palembang, ternyata saat itu beliau lagi sakit. Jujur saya merasa sangat tidak enak hati, takut mengganggu aktivitas beliau (karena beliau adalah orang yang super sibuk, seringkali harus keluar daerah karena tuntutan pekerjaan). Namun ternyata prediksi saya terbalik, sambutan beliau sangat luar biasa. Bahkan beliau berterima kasih karena Allah memberi kesempatan kami berdialog segala hal tentang da’wah dan itu membuat bheliau merasa kondisinya seketika berubah menjadi lebih baik. Ya begitulah pak Alkatiri. Beliau adalah orang yang sangat simpati dengan KAMMI. Kemanapun beliau pergi, biasanya beliau akan meminta kontak anak-anak KAMMI yang ada di daerah itu. Pelan saya berdo’a semoga banyak pak Alkatiri lain diluar sana yang bisa saya jumpai nantinya.
Sepulang dari ajakan makan itu, saya kemudian jadi berfikir...sungguh saya telah melupakan sesuatu. Yah semenjak 3 bulan yang lalu saya tidak pernah lagi kontak dengan teman-teman yang saya kenal semenjak jadi humasnya KAMMI dikepengurusan yang lalu. Sepulang dari sana saya bertekad, akan mengalokasikan pulsa untuk sekedar menyapa kabar semuanya. Yah..saya rindu suasana dulu

The morning at tomorrow…July 5th 2007
Me : Ass..Pagi.. gmn kabarnya mas? Lama t/kontak, klo lg gad kerjaan moga bisa buat refresh, tapi klo lagi banyak kerjaan moga dimudahkan. Oke, met beraktifts..Hadapi hari ini dengan semangat! Ifah_KAMMI
(send to: Adi-metro, Amat-lativi, Anang-indosiar, Dani-BjbPost, Jaki-antv, uji-TPI, ugi-modus,mul-radar)

Me
: Ass..Pagi.. gmn kabarnya mbak? Lama t/kontak, klo lg gad kerjaan moga bisa buat refresh, tapi klo lagi banyak kerjaan moga dimudahkan. Oke, met beraktifts..Hadapi hari ini dengan semangat! Ifah_KAMMI
(send to:nani-transTV, rahma-lativi, emmy-gempar)

Me
: Ass..Pagi.. gmn kabarnya Pak? Lama t/kontak, klo lg gad kerjaan moga bisa buat refresh, tapi klo lagi banyak kerjaan moga dimudahkan. Oke, met beraktifts.salam buat keluarga pian. Hadapi hari ini dengan semangat! Ifah_KAMMI
(send to:p sapta-TV7,P sigi-B.Post,P budi.S-Dosen fisip Unlam, Pak setya budi-dosen unlam sekarang S-2 diMalaysia, P ogi-pejabat Pemko BJB, P Taufik arbain-Pengurus PAN, Pak ersis-penulis buku, p jamaluddin, p muslih-Dekan fisip Unlam,p Asa-seniman BJB)

Da...n simaklah percakapan selanjutnya..
Anang :Maaf ini ifah yang mana? Maaf aku ga begitu ingat
Me :Ya saya dulu humasnya KAMMI& sering kontak pian klo lagi pas ada acara, tapi sekarang ga dihumas lagi. Gapa2 wartwn kan banyak klienx, jadi wajar klo lp:) Ok,thanx..
Anang :Oh..ifah yang dibanjarbaru, yang sering kontak aku dulu ya.. wah ini lagi kejar berita. Biasa wartawan..moga kamu baik juga

Jaki :PAGI..juga iya udh lama t/kontak kamu juga. Gmn sehat? Kok jarang ngasih berita nih?
Me :Alhamdllh sehat, sekarang saya ga dihumas KAMMI lagi..sekarang humas namanya titin, yang nomernya pernah sy kasih dulu, 0852xxxxxxxx, ya lagi kangen aja kontakan sama teman2 yang dulu sering dikontak. Pian masih jadi wartawannya antv? Wah, makin sbk aja ya, kemarin saya sempat ngobrol sama pa sapta. Katanya teman2 rata2 pada sibuk ngejar berita. Oke sukses selalu&yang pasti ”semangat”

Ugi :Makasih mbak ifah, biasa lagi sibuk. Tapi kali ini sama cucian bukan berita he..he.. oya gmn kbrnya?
Me :Alhmd baik, oh lagi nyuci..yah ga masalah lah..cucian kan juga bagian yang menunjang kelangsungan hidup.. :) sukses selalu& yang pasti ”semangat”

Mul :Oh ya mksh, m’f saya rada lupa ifah yang mana y?
Me :saya dulu dihumas KAMMI, sering menghub pian klo lagi ada acara. Beberapa minggu lalu kita ketemu dipemko. Gapa2 wajar aja pian lupa, wartawankan emang banyak kliennya:) ok, sukses selalu
Mul :Oh ya ingat, wah sory..Hmm..kapan lagi ngirim tulisan nech? Kok sekarang jarang banget. Hehehe..makasih banget, mmg terkadang kita harus selalu mengingatkan..makasih
Me :Yah ntar lah mas, blm dapat inspirasi. Untuk sementara tulisan tidak layak publikasi.. doakan aja kedepan bisa lebih produktif.Yup sepakat manusia hidup emg harus saling mengingatkan & mbantu tentunya:)

P sapta :makash..sukses selalu. Maaf ya ifah bapak lagi sakit. Wassalam
Me :Oh..gitu ya pak, saya doakan semoga bapak cepat sembuh dan bisa beraktifitas kembali seperti biasa..Amiin

Mb rahma: Alhamdulillah sehat2 aj. Biasa ada liputan tapi gak ada demo nih. Klo ada kasih tau ya..oya, aq lg kebanjarbaru nih...
Me : Wah rame donk..mb ntar pas ngeliput diBJB n pas py banyak waktu luang bisa donk kita ketemu, biar bisa share. Tenang aja mb, klo ada aksi pasti dihubungin kok, ini nomor humasnya yang sekarang 0852xxxxxxxx atas nama titin. Makasih banyak ya mb..

Dani : maaf baru bls,alhmdllh baek2 aja, gmn nih kabarnya? KAMMI? Tulisannya gmn sekarang? Kok aku jarang baca yach? He..he..he..
Me :Lagi mogok inspirasi k, doakan aja kedepan bisa lebih produktif, lagian sekarang saya sudah ga dihumas KAMMI lagi, ni no mb titin 0852xxxxxxx, beliau humas KAMMI sekarang.Tapi insyaAllah masih semangat aja nulis..walaupun seadanya:)

P budi : Wss rifah, khabar baik. He he he trims semangat kamminya

P taufik :Trmkash ya doanya. Ini buat lap penelitiann kntrksi angket survey pemilu.. gmana skripsinya? Kamu moga sukses juga ya. Salam
Me : Alhamdllh sampai sekarang ga ada hambatan pak, Cuma data primer yang sy dpt ga sesuai dengan hitungan matematisnya. Wah, pas banget pak, ntar bisa aja kan nolongin data, klo ga dapet..
P Taufik:Ya nanti kalau ga repot calling aja.

Mb nani: Trimakasih...

Adi :Wa’alaikum salam. Alhamdulillah masih sht aja. Iya sekarang lagi banyak kegiatan makanya baru sekarang blznya, gmn kabarnya kamu? Kok jarang kontak? Kapan KAMMI aksi lagi? Salam ama teman2 ya. wassalam
Me :Alhamdulillh baik,nanti klo ada aksi kammi bakal dikabarin, tapi sepertinya untuk sementara waktu kita belum ada aksi, mohon do’a dan dukungannya aja..Untuk lebih jelasnya ini nomernya mb titin 0852xxxxxxxx, dia humasnya KAMMI sekarang. wass

Emmy Gempar: Ya, semoga semangat juang ini bisa lebih mengobarkan semangat juang kita u/ ttp berada digaris depan... Ayo teman2 KAMMI semangat!

Yah, sekali waktu saya rasa perlu untuk bersua dengan mereka. Ketika mumet dengan berbagai persoalan, maka lihatlah ’keluar’. Maka kita akan menemukan banyak hal yang membuat kita harus malu dan kembali bercermin! Pertanyaan2 sederhana itu bisa memberi hentakan sendiri diruang kesadaran saya, bahwa sekarang tingkat produktitas saya berkurang, dan itu memang sebuah kenyataan. Walaupun selama ini saya tak pernah mengira, hal sekecil ini ternyata bisa menjadi sorotan. Tentang KAMMI, betapa orang diluar sana ternyata sedang ’menunggu’ karya KAMMI (Narsis dikit boleh dong). Lalu apalagi yang harus kita tunggu. Terus bergerak tuntaskan perubahan!!!


”sedikit renungan untuk KAMMI-ku”
In the room of jihad, dipergeseran hari
July, 5th 2007... 23.52-01.45 wita

Tuesday, July 3, 2007

Cinta untuk KAMMI_1: Seharusnya kader KAMMI

Rasa sedih memenuhi relung kalbu saya kala menyaksikan kondisi KAMMI (Daerah Kalsel) saat ini. Bukan saja karena kekritisan kondisinya akan tetapi karena saya juga tidak mampu berbuat banyak untuk mengishlah (memperbaiki) keadaan seperti ini. Tadinya saya berpikir untuk terus saja bekerja tanpa menghiraukan segala keadaan yang ada dan berdoa semoga Allah segera memperbaiki dan mengembalikan pada kondisi yang lebih baik. Akan tetapi sampai juga saya pada satu tekad bahwa sekecil apapun yang bisa saya kontribusikan maka saya tidak boleh mengambil taraf pada keimanan yang paling rendah. Maka menarilah jemari saya diatas keyboard, menumpahkan segala rasa didepan kotak ajaib pentium 4 ini dan berharap semuanya akan kembali bahkan lebih baik lagi.

Sekedar ingin bernostalgia, mengambil ibroh dari generasi KAMMI dahulu. Betapa waktu itu kader KAMMI merasa sedemikian memiliki terhadap organisasi ini sehingga tak rela mereka jika sebentar saja cuek atau tak menghiraukan atas kondisi KAMMI. Tak rela hati kader saat itu ketika melihat satu demi satu kader yang lain undur diri dari barisan dakwah ini, tak ingin mereka berdiam diri kala menyaksikan barisan KAMMI kosong dari SDM yang mumpuni. Maka bersegeralah kader-kader itu ambil bagian, menyambut bendera kebesaran dan mengikatkan ikat kepala KAMMI untuk kemudian turun dalam tataran aksi dan aplikasi.

Teman, Waktu itu betapa saya bangga bisa lulus seleksi untuk ikut DM2, bukan untuk bangga-banggaan atau gengsi-gengsian belaka tapi karena saya menyadari bahwa banyak kontribusi yang bisa saya berikan pasca itu, banyak amanah yang tadinya tidak bisa saya emban lantas bisa saya terima setelah menjadi AB2. Saat itu saya mengikuti DM2 benar-benar sepenuh hati, sepenuh jiwa dan tidak ada terbersit sedikitpun untuk menganggapnya mainan belaka. Perlu kalian ketahui bahwa tes DM2 waktu itu bukanlah hal yang biasa, yang hanya diikuti segelintir orang (Atas dasar paksaan) tapi kami berlomba untuk bersegera mendaftar mengikuti tes seleksi yang diumumkan. Begitupun ketika pelaksanaan DM2, seluruh alam riuh rendah dengan teriakan Takbir kami karena jumlah yang banyak dan (tentu saja) semangat membara.

Tapi hari ini kenyataan berbicara lain, saya sedih karena sekarang hal itu tinggallah kenangan yang indah dan hanya bisa saya ingat melalui rekaman otak ini. Kondisi sekarang jauh berbeda, bahkan tes seleksi DM2 seolah menjadi satu momentum yang membuat kita harus merasa terpaksa mengikutinya, dengan berbagai alasan tentunya; belum pantas lah, belum hapal juz 30 lah, tidak mau di Kamda lah dan sederet alasan klasik lainnya. Astaghfirullahal adzim!!! Saya tidak terlalu mengerti, barangkali ini adalah buah (buruk) dari generasi kami juga, atau? Barangkali ada sebab lain yang notabene itu adalah dari diri kita? Bersegera saya mengajak kalian semua (wahai kader KAMMI) untuk kembali bangkit, menginternalisasi nilai-nilai keKAMMIan dan nilai dakwahnya ke dalam diri kita.

Saudaraku...kader KAMMI yang semestinya luar biasa

Secara pribadi saya ingin sampaikan bahwa jangan-jangan kita nanti akan menyesal karena tidak mengoptimalkan kesempatan yang Allah berikan ini untuk sebanyak-banyaknya berkontribusi dalam dakwah ini. Syukur-syukur bila ketidakoptimalan kita adalah karena banyaknya amanah lain yang juga kita emban, tapi betapa perihnya hati saya ketika mendapati bahwa kalian pun berleha-leha dan kosong dari agenda-agenda dakwah. Sesungguhnya KAMMI adalah milik kita, lantas jika bukan kita yang menghidupkannya dengan nilai-nilai dakwah lalu mau kita titipkan pada siapa?

Atau...

Barangkali kalian lebih ridho jika KAMMI terpaksa dibekukan atau bahkan diBUBARkan lantaran tak ada lagi kader-kadernya yang mau mengemban amanah di sana? Kalian rela, saudaraku? Bila memang demikian baiklah, mari kita berpangku tangan, berdiam diri dan cukup menjadikan diri-diri ini sebagai penonton saja. Enak bukan? Untuk kemudian kita lihat nanti surat yang menyatakan KAMMI di daerah kita dibekukan begitu saja. Yah, apa boleh buat? Untuk apa juga mempertahankannya jika hanya akan membuat (segelintir) saudara kita terdzolimi lantaran harus mengemban seluruh amanah (Kaderisasi, Kastrat, Humas, Pelmas, Danus, Sekretariat) sendirian. Karena kita tidak peduli...karena kita lebih senang menjadi penonton dan mencukupkan diri hanya sampai disini saja, kita tidak mau berfikir susah.

Betapa malang nasib KAMMIku...

Ya Allah, seandainya saya bisa maka ingin sekali saya kembali terjun ke jalanan menggemakan lantangnya suara KAMMI. karena ternyata kader KAMMI yang ada hanya bisa menjadi penonton atas runtuhnya keGAGAHan KAMMI. Bila saja Engkau memberiku sedikit peluang maka ingin aku membisikkan ke telinga saudara-saudaraku (kader KAMMI) “Lebih baik sekalian saja kalian membunuhnya (KAMMI) daripada mendiamkannya dalam kondisi stroke, lumpuh dan akhirnya koma berkepanjangan”. Tentu saja ungkapan itu terloncat dari lisanku secara tertatih seiring deraian air mata atas ketidakmampuan saya berbuat banyak untuk KAMMI.

Astaghfirullahal’adzim, Saya kembali tersadar. tidak semua kader-kader KAMMI sejelek itu, masih ada diantara mereka yang komitmen dalam perjuangan ini. Kepada mereka saya ingin berbisik penuh semangat “Akhi...ukhti...KAMMI ini milik kita, dulu dirintis dengan tidak sedikit mengorbankan hal-hal besar demi terwujudnya KAMMI yang kuat seperti yang kita cita-citakan. Maka relakah kalian melihatnya begitu saja menjadi berpenyakit dan tidak mampu untuk menopang diri sendiri lagi? Tentu saja kalian tidak rela bukan? Kalian tidak ridho kan bila pelan-pelan KAMMI (Qta) koma dan lantas mati? Bila benar begitu, kuncinya ada pada kita semua. Marilah menyingkirkan sedikit ego kita untuk diisi kepedulian terhadap kelangsungannya. Bila kalian semua tak ada yang mau mengemban amanah ini lantas kepada siapa lagi KAMMI berharap?”

Dan saya sangat yakin kalian adalah kader-kader yang mengerti dengan apa yang saya sampaikan. Sangat tidak mungkin cita-cita besar ini hanya dikerjakan oleh segelintir orang. Bukankah karna itu lantas kita berjama’ah? Sekian lama saya mencoba maklum atas apa yang menimpa KAMMI? doktrin terhadap diri sendiri juga seringkali dilakukan untuk bisa berprasangka baik memaklumi kesibukan saudaranya. Tapi jika alasan yang sama terus saya terima ketika saya miris bercerita tentang nasib KAMMI? Salahkah jika saya sedikit menuntut? Karena kondisi ini sudah terlalu lama, dan hanya sedikit yang sadar bahwa KAMMI kita dalam kondisi ‘sekarat’.

Semua ini adalah buah cinta saya yang mungkin sangat sederhana kepada KAMMI. Tak jarang saya merasa iri, karena kita belum bisa berbuat apa-apa sementara kader KAMMI diluar sana sudah sedemikian hebatnya. Tak jarang juga saya sangat merindukan aksi kita sangat heroik dengan massa yang banyak dan tuntutannya diperhitungkan. Tapi sejauh ini, semuanya hanya bisa saya saksikan di CD dan berkhayal seandainya saya ada didalam kerumunan massanya, bermimpi betapa bersemangatnya jika harus menghindar dari pentungan polisi ataupun semprotan gas airmata. Tapi, saya terdiam, karena begitu terbangun saya justru menemukan ‘kader KAMMI Kalsel tak lebih hanya seperti orang biasa yang bermimpi jadi pahlawan disiang bolong’.

Saudaraku, sungguh saya tak ingin hanya bermimpi. Saya juga tak ingin mendengar orang lain mencibir KAMMI hanya karena kebodohan dan kelalaian kita yang tak sanggup ‘menghidupi’ KAMMI. Saya ingin agar KAMMI kita punya eksistensi karena kuatnya ‘daya hidup’ dari para kadernya. Bagaimana caranya? Saya yakin kalian semua tau, bila toh kalian tidak mengerti juga, kepada kalian yang mencintai KAMMI, mari kita duduk bersama untuk mempedulikannya dan membahas bagaimana semestinya. Semoga hal kecil ini mampu membawakan air kehidupan untuk KAMMI (dakwah) kita.


Dikesendirian penuh harap
Banjarbaru, 24 Juni 2007

Monday, June 25, 2007

Berita Duka

Innalillahi wainnailaihi roji'un...
Telah meninggal dunia Akhina Bambang Pamungkas (ketua umum SKI FMIPA UNS sekaligus kadept. Da'wah dan gerakan Jaringan Rohis MIPA Nasional periode 2007) hari selasa sore, 19 juni 2007 karena kecelakaan. Semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah..

Begitulah..Allah Maha berkehendak atas segalanya
Jujur, saat itu hatiku bergetar menerima sms itu, aku merasa ada sesuatu yang tiba-tiba hilang, akupun seolah2 merasakan kesedihan ikhwah2 di UNS yang mungkin sangat kehilangan. padahal aku tidak pernah tau akh bambang itu siapa, seperti apa dan lain sebagainya..
Allah memang Maha berencana...
Kesuksesan dan kegembiraan meneruskan ke-S2 yang telah ada didepan mata pun ternyata bisa terlepas begitu saja.. begitulah, Kematian adalah misteri kehidupan yang tak seorangpun diantara kita yang mengetahuinya. kita hanya bisa berfikir bagaimana cara mempersiapkannya dan mengukir setiap kerja agar mampu merajut seni terindah untuk menyambutnya

Untuk semua ikhwah di FMIPA UNS, tetap semangat meneruskan perjuangan..
Semoga Allah memberi kekuatan, kelapangan dan menggolongkan kita kedalam kelompok orang-orang yang sabar..
Laa tahzan, Innallahama'ana..

Sunday, June 24, 2007

Mau Jaulah dulu...

"amal akan berjalan seiring dengan pengetahuan,
karena Ilmu akan menggiring kualitas amal"

Sekarang harapan terbesarku selain menyelesaikan skripsi adalah melihat KAMMI semakin
tumbuh dan berkembang-di Kalsel-...Tidak muluk-muluk, aku hanya berharap semua kader KAMMI mencintai KAMMI secara utuh, itu saja. karena aku yakin semua tantangan besar akan menjadi kecil ketika cinta itu telah ada dihati kita. karena cinta seperti air hujan yang memberikan kesegaran pada tanaman agar ia bisa bermanfaat bagi kehidupan, tumbuh dan berkarya dengan optimal...

Esok aku akan jaulah (melakukan kunjungan) ke komisariat Barabai dan komsat persiapan amuntai, komisariat yang letaknya dihulu sungai selatan, kira2 3,5 jam dari banjarbaru jika ditempuh dengan kecepatan berkendaraan 80 km/jam. Yang aku tau barabai dan amuntai itu tidak jauh, hanya berbeda jalur, Aku sendiri baru pernah ke Barabai saja. Jujur aku sangat bersemangat melakukan perjalanan kali ini, walaupun ini bukan yang pertama kalinya. Tapi, ini baru pertama kali aku jaulah ke barabai dengan perencanaan up-grading&strategi yang sudah kususun cukup matang. dan sepertinya teman-teman dikomisariat juga sudah tidak sabar menunggu kedatanganku :) huuu..narsis!!

Kali ini rencana perjalanan start jam 06.00 wita, semoga saja udara pagi bisa membuat fresh jiwa dan fikiranku setelah seminggu kemarin bergulat dengan ujian. sepertinya perjalanan kali ini akan kulalui bersama salah seorang temanku, dia orang asli Barabai, coz ga ada akhwat KAMMDa yang bisa ikut. Padahal seingatku, aku sudah me-list kesediaan seluruh akhwat KAMMI Daerah dalam perjalanan kali ini. kalau bagiku sendiri hal ini tidak menjadi masalah..hanya sebagian teman2 akhwat dikampusku rada ngotot karena kemungkinan besar aku akan pulang sendirian ke banjarbaru..

Yup, perjalanan kali ini dirancang sekaligus buat refreshing, kami berencana akan naik gunung (entahlah, aku juga tidak tau, gunung mana yang dimaksud temanku ini,karena selama aku diKalsel aku tidak pernah mendengar disini ada gunung kecuali gunung pagatan, yang tingginya aku juga belum tau, tunggu ceritaku selanjutnya ya :) ya..sepertinya kali ini aku harus tsiqah, karena walau bagaimanapun temanku yang paling mengerti medan kali ini, katanya sih sekitar 7 Km dari pusat kota) setelahnya acara akan dirancang dengan agenda komisariat, kami berencana akan mengadakan Mabit disambung hingga esok sorenya. Harapannya output perjalanan kali ini benar-benar optimal. bahkan yang tergambar di fikiranku, aku dan teman-teman komisariat akan menemukan grand desaign da'wah KAMMI komisariat barabai dan merancang renstra konkrit untuk kepengurusan yang akan datang. Karena walau bagaimanapun tiap komisariat punya khas & fokus garapan berbeda meskipun 'frame'nya tetap sama..Dan harapannya kedepan semua departemen bisa bergerak sinergis dan optimal, tidak lagi mengawang. Do'akan! Kali ini aku benar2 optimis..

Moga niat dan kerja kecil ini benar-benar terjaga ketulusannya."Allahuyanshurkum..."

Masih dengan semangat!

Sunday, June 17, 2007

My Blog is...

Saat ini aku berfikir bahwa blog ini hanya akan menjadi sahabatku sendiri, tidak perlu ada yang tau..karena menurutku tidak ada sesuatu hal yang memang penting untuk diketahui dan tulisannya emang ga' bagus2 amat. makanya blog ini tidak perlu di permak, karena aku sudah cukup terbantu pun ketika 'ia' hanya bisa menampung tulisanku.. tapi bukankah tulisan juga perlu pengkritisi, agar kita punya pembanding?
Disatu sisi lagi..bukankah sejarah hidup itu adalah hal yang menarik untuk dikonsumsi dan dikaji. Allah menyempurnakan perjalanan hidup ini dengan berbagai warna dan tantangannya tentu tidak untuk sebuah kesia-siaan, Pasti ada ibrah.
Dan menuliskannya adalah sebuah perbuatan untuk mengabadikan ibrah itu, agar orang lain dapat belajar darinya..ya bukankah belajar dari masa lalu adalah salah satu kunci keberhasilan masa depan? seperti kata han ji en dalam film full house bahwa "menuliskan cerita yang baik, itu dapat membimbing hidup orang lain"
Hal ini juga bersinergi dengan konsep keberartian diri seorang muslim, "khairunnaas anfa'uhum linnaas". Manusia yang paling baik adalah dia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Oke, do'akan saja... Moga kereta yang ngangkut bahan baku untuk menghias rumah ini cepat nyampe :p

"Adapun buih, ia akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada artinya, hanya yang bermanfaat bagi manusia lah yang akan tetap dibumi, begitulah Allah membuat perumpamaan" (Qs.Ar-Ra'du:17)

Saturday, June 16, 2007

Bunga untuk mama...

Saat itu banjarbaru masih senja, hari ini moodku benar-benar jelek, ga tau harus berbuat apa, bukan karena ga ada kerjaan, tapi lebih kepada bingung apa yang mesti dikerjain, karna menurutku pekerjaan kali ini adalah pekerjaan yang membosankan. Kencan bersama diktat-diktat kuliah. Sungguh sebuah pekerjaan yang tidak berseni, dan akupun tidak tertantang membuat pekerjaan ini cukup mempunyai nilai jual, setidaknya untuk diriku sendiri, payah!!!

Kalau biasanya waktu banyak aku habiskan diluar rumah, kali ini agak berbeda. Bahkan sepertinya teman-teman sekostku juga cukup surprise karena beberapa hari terakhir ini bukan hal yang sulit menemukan diriku ada dirumah. Yupz, minggu ini adalah minggu tenang bagi mahasiswa Unlam. Sebelum nanti bertarung menghadapi final test, hari-hari yang menentukan. Benar-benar tidak imbang, reward terhadap perjalanan mengenyam pendidikan selama setengah tahun hanya ditentukan dalam waktu satu hari bahkan beberapa jam. Hebat bukan?

Masih dalam galau yang Akupun tak tau apa penyebabnya. Kalau sudah begini biasanya jalan-jalan adalah menu pilihan yang paling tepat untuk mengembalikan suasana hati sekalingus nyari inspirasi. Dan kebetulan banget tadi ada temen yang juga nyamperin ngajak jalan-jalan ke Taman Murjani untuk nengokin pameran kota habis maghrib ini.. wah, benar-benar skenario yang menyenangkan :-) da...n pameran?? Menurutku bukan tujuan yang buruk-buruk amat.

Maghrib baru saja usai..kami segera meluncur ketempat tujuan dan sebelumnya harus menjemput beberapa kawan yang jadi decision makernya rencana perjalanan ini. Payahnya, mereka justru tidak jadi. Walaupun begitu acara jalan2 tetap kami lakuin, meskipun dengan skenario dan teman yang berbeda.

Malam itu murjani tampak ramai, tempat parkir roda 2 juga penuh.. Wajar saja jika pameran ini mempunyai alokasi waktu sendiri dijadwal hidup masyarakat, apalagi ibu-ibu. Masalahnya barang-barang yang dijual harganya lebih miring daripada dipasaran. Barusaja aku memarkir kendaraan suasana hatiku sudah membaik. Entah mengapa malam itu Banjarbaru nampak indah dalam penglihatanku. Temaram lampu taman membuat suasana hatiku syahdu, meskipun disini orang sangat ramai.

Kami memulai penjelajahan mengunjungi setiap stand, kali ini aku berharap akan menemukan MP3 dengan harga dibawah rata-rata. Yang pasti benda mungil inilah yang menjadi harapan terbesar bisa kumiliki sekarang, Karena jujur, akhir-akhir ini aku sangat malas menulis...kata- demi kata yang terangkai di otak tiba-tiba mampet salurannya saat aku harus berhadapan dengan makhluk yang namanya komputer. Aku fikir MP3 akan cukup membantuku, karena aku dapat menumpahkan apa yang aku rasakan setiap saat, tanpa harus menunggu waktu yang tepat untuk menulis, do’akan ya...

Kami memulai kunjungan pertama diperangkat komputer dan berbagai variannya, baru kemudian pakaian dan ketaman bunga. Tak sengaja kami mampir ke stand bunga kering, bunga semacam ini sudah bertengger dirumahku, mamaku membawanya dari Yogya. beliau memang sangat suka mengoleksi bunga, baik bunga hidup ataupun bunga mati. Sejenak Aku mengenang beliau, sungguh aku jadi rindu rumah. Kufikir ga ada salahnya aku menghadiahkan 3 rangkaian bunga itu untuk mama, bukankah aku belum memberi kado saat hari lahirnya kemarin? Ini juga sekaligus sebagai hukuman karena aku telah melupakan hari bersejarah mamaku.

Demi membeli bunga itu, Aku terpaksa harus menahan keinginanku untuk memiliki MP3. Walaupun begitu, aku sangat senang melakukan ini semua. Membayangkan binar mata mamaku saat menerima paketan itu saja sudah membuatku lebih dari sekedar bahagia. Apalagi kalau aku bisa pulang dan berada disampingnya. Tapi benarkah pulang adalah sesuatu yang sangat aku inginkan? Sepertinya kata ”pulang” inilah yang justru membuat aku sangat sedih. Mengenang KAMMI, dakwah kampus dan lain2. Kebetulan sekali, esok ada teman yang bakal pulang ke Kaltim, semoga bisa kirim paketan gratis :-p

Tak lama, kami segera go out from Murjani. Risih juga kalau harus ngeliatin jam terus. Coz demi penjagaan, ada batasan waktu untuk seorang perempuan keluar malam,jam 09.00 wita. Sebelum pulang, kami mampir diwarung pinggir soto lamongan yang tepat berhadapan dengan hotel batung batulis. Makan sambil mendengarkan alunan tembang lawas dari hotel sebelah juga cukup menyenangkan.

Sampai dikost, kubereskan semua barang belanjaan. Yah, ini menjadi pelajaran berharga bagiku, kalau lagi jalan semestinya cukup bawa uang seadanya saja. Coz jiwa konsumtif ternyata masih bersemayam didiriku :p

Bunga, lagi-lagi bunga itu mengajak otakku memutar wajah cerdas bersahaja milik mamaku. Betapa saat ini aku sangat merindukannya, aku rindu semuanya.

”Jika kau merindukan orangtuamu, maka sebutlah nama Tuhanmu karena Tuhanmu lah yang telah meniupkan sifat rahman,rahimnya kepada ibu bapakmu” Begitu pernyataan yang sering kudengar dari trainer ESQ disela suara isak tangis pesertanya. Kali ini akupun mengenang mama dan bapak, tapi tidak dengan menangis, melainkan tersenyum.

Kututup hari ini berharap masih akan bertemu dengan esok.
Ma, ini bunga untuk mama...


June, 14th 2007, 22.00-23.04
In the room of jihad

Friday, June 15, 2007

Mengenangmu...

Saat itu diwaktu dan ruang yang berbeda, Aku mencoba mengulang kisah2 indah saat kita bersama. tepat disini, ditempat dimana keinginan, impian dan harapan itu mengalir. Memompakan semangat dan rasa optimis yang besar, bahwa kita akan membangun tempat ini bersama2, bahwa kita akan mensupport dakwah kampus kita bersama-sama, karena kita merasa betapa sedikit yang telah kita lakukan untuk membesarkan dakwah ini dilahan kampus.

Kawan, sekarang Aku disini..ditempat yang sama saat segala kata itu mengalir..

Ingatkah? saat itu bahkan kita telah merancang masa depan, ada yang ingin jadi designer, konsultan, anggota dewan, pangusaha dan sebagainya, padahal kita rata-rata orang matematika & kimia. Kumpulan aktivis muslimah yang punya gelora semangat yang hidup. Disini juga tawa itu menyelipkan keindahan diwajah sesekali ketika cita-cita itu agak konyol kedengarannya. Disini juga raut sedih itu sesekali membayang ketika mengingat waktu kita tinggal sebentar dan itu menandakan dekatnya perpisahan. Sungguh mengenangnya membuatku terpaksa meneteskan airmata.

Saat ini kita masih bersama, mengerjakan setumpuk amanah yang kadang menyita habis waktu dan fikiran kita. Ada yang harus konsen ngurusin FKDKnya, ada yang harus fokus mengayomi KAMMInya, ada yang harus mendampingi LDF dan pendewasaan adik-adik tingkatnya, ada yang harus amanah dengan keluarganya. Belum lagi seabrek tugas kuliah yang kadang tak kalah membuat pusing.

Kawan sekarang aku disini, sendiri. Tak ada hawa,yesha,aziza,syifa,yasmina,shila dan aisy. Tapi aliran suara keoptimisan itu masih utuh terdengar. Ketika hari ini waktu tak lagi banyak memberi ruang untuk menyemai cita dan harapan bersama, maka bercanda dengan bayang masalalu kuharap mampu kembali menghidupkan cita, meskipun kita harus selalu sadar bahwa hari yang mesti dijalani dan dihadapi adalah hari ini dan esok, bukan kemarin!

Kawan..

Setiap waktu punya dongeng yang berbeda. Saat ini waktu sedang membacakan dongeng untuk kita, agar ada masa yang dapat diputar ketika kita tak lagi bersama. Jika kemarin kita sempat bercita2 maka bisa jadi hari ini waktu itu tersita dengan mondar-mandir dijalan menyelesaikan sekian banyak urusan. Jika kemarin waktu masih memberikan peluang untuk bercanda maka hari ini waktu cukup memberi jeda untuk menumpahkan semua qadhaya. Namun standar kita bukan kemarin, karena bisa jadi apa yang kita hadapi hari ini berbeda dengan apa yang kita hadapi kemarin. Kita perlu ruh baru, kita perlu strategi baru, kita perlu kekuatan & amunisi baru karena tantangannya juga baru. Kerinduan pada masalalu itu wajar, namun jangan sampai itu membuat kita tidak produktif hanya karena waktu kita bersama terlalu sedikit. Kita perlu ingat, semangat bisa didapat dimanapun dan kapanpun ketika kita mampu ’membaca’ segala apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Bersabarlah, karena sabarlah yang menjadikan nafas perjuangan itu panjang. karena aku yakin semuanya akan indah jika setiap peran mampu kita lalui dengan bijak.

Kawan ini hanyalah sepenggal dongeng yang harus dilakoni. Kita masih punya dongeng lain yang kitapun belum tau persis seperti apa skenarionya, apa latarnya dan dimana settingnya. Oke kita tunggu saja!


in the room of jihad
13 juni 2007

Monday, May 28, 2007

Engkau Kembali

Engkau kembali…

Dengan sebuah nama

Yang sejatinya adalah milik kita yang karam

Menampar pipiku telak

Yang coba menatap garang pemilik setiap nama

Tulang dan Dagingku tercabik,

Tercecer dijalanan pengembaraan

Dan melumut hingga tak memendarkan cahaya.

Engkau kembali…

Menyodok ghirohku yang tertinggal kereta

Menggigilnya tubuh ini adalah getaran hati menepis kabut

Yang linglung akan azzam

Tujuan itu dilumuri lumpur sendiri

Kerinduan menyeruak pada putihnya hati

Pada nada malam yang sujud

Pada perniagaan dan resiko indah yang telah ditawarkan..


Banjarbaru, 2003…(ini tulisan lama)
Maaf...terbesar kepada diriku dan orang2 yang ngasih tugas

Saya tidak mampu menyelesaikan 2 tema tulisan saya (pendidikan ‘n’ wanita&zaman) minggu ini….Haruskah diriku dihukum??????????????