Sunday, December 30, 2007

Kesejatian Perjuangan

Aku...Kau...
Kita,
Berdiri di angka satu, kesempurnaan angka,
'alastu birabbika? Qalu bala syahidna.
Kesyukuran...
Menggerakkan semangat mengangkat bambu runcing, pedang, tombak dan pena
Menimang dengan dodoi kesyahidan dan apapun yang kita bisa,
Membuktikan sebuah ikrar keyakinan.

Aku... Kau...
Kita,
Menarik garis di titik nol
Mengukir penghambaan diri ini siapa,
Ternyata karya belum jua sempurna.

Aku pejuang pembangunan kebenaran dunia,
Pun jua Kau seharusnya!
Yang menemukan terminal tak hingga.
Taqarrub melepaskan...
Energi yang tak kenal sisa
Zaman terlalu pelit merelakan tulang, darah, harta dan jiwa
Zaman terlalu egois membagi sayang, semangat dan berkata:
"Apa kabar Indonesiaku? Hapuslah airmata"
"Apa kabar bumi Rabbku? Teruslah bercita-cita"
Terlalu malas berfikir dan berencana
Apalah lagi memeras keringatnya
Angkuh mengakui neraca sunnatullah..
Merekayasa neraca sendiri dengan lantang
Kau menantang bumi dan langit adalah hal yang berbeda
Memporak-porandakan rangka tawazzun dan membuat semakin bingung
Hentikan omong kosong dan koarmu!
Bahwa kau telah berbuat.
Karna yang ku tau kau mengacaukan puzzle perjuangan kita,
Bukankah kau terlalu pengecut mengakui kata hati dan kebenaran ilahi?

Wahai putra-putri negri luka...
Harapan kami sangat sederhana
"Kami wasiatkan perjuangan dengan mengisyaratkan jalan terang,
Teruslah berjalan...
Tak usah hiraukan goda rayu dipersimpangan"
Cukup, begitu saja.

Tak ada pertanyaan yang sulit
Jadi untuk apa jawaban rumit berturut-turut
Pekerja pastilah berbeda dengan sekedar penuntut.

Sejarah telah banyak bercerita,
Tanam saja bambu jangan berhenti meruncingkannya
Ayu dan ayunlah wahai putra-putri negri dengan dodoi jihad dan pengorbanan
Giling saja biji-biji gandum menjadi roti,
Karena kita takkan pernah tau kapan bumi meminta
Balut saja luka dan obati ngilu yang tercipta
Taklukkan buku, ilmu dan tekhnologiNya
Tajamkan pena hingga tetes akhir tinta.

Tebar kebenaran...
Tak usah tanya sampai kapan,
Karena kita tau wahai putra-putri negri
Perjuangan ini takkan pernah mati.

Berlari...
Menyongsong noktah Tak hingga
Menemukan keberartian diri,
Kesejatian perjuangan,
Dan disitulah SYURGA!

Renungan akhir tahun
Refleksi pemikiran seorang 'Aisyah
...Banjarbaru...

Resume : Malapetaka demokrasi Pasar

Sejarah telah usai” teriak francis fukuyama. Itu didengungkan tepatnya setelah komunisme di Uni soviyet runtuh. Dan demokrasi liberal yang ditunggangi kapitalisme menjadi pemenang tunggal peradaban. Lantas seperti yang diungkapkan fukuyama, tugas manusia modern menjadi semakin ironis; hanya merawat dunia yang laksana museum tambo.
Benarkah demokrasi liberal dan kapitalisme adalah satu-satunya kebenaran? B
enarkah tidak akan ada perlawanan terhadap dominasi two towers ? benarkah ini sistem yang terbaik dan tidak akan mengalami krisis internalnya? Diatas gugatan itulah buku ini berdiri. Buku ini mencoba membongkar keyakinan bahwa demokrasi liberal dan kapitalisme adalah kebenaran tunggal yang tergugat. Bahwa demokrasi liberal dan neoliberalisme adalah dua sisi mata uang yang menyesatkan peradaban manusia itu hendak dibuktikan oleh karya Coen husain Pontoh ini. Karna itu prakarsa untuk membongkar dan mencari alternatifnya adalah sah dan niscaya.

Ironis demokrasi liberal

Teoritisi demokrasi ala joseph schumpeter yaitu demokrasi hanya terbatas sebagai mekanisme memilih pemimpin melalui pemilu yang kompetitif dan adil. Senada dengan itu Hutington menyatakan kualitas demokrasi diukur oleh pemilihan umum yang kompetitif, adil, jujur dan berkala serta partisipasi rakyat yang tinggi selama pemilu. Cita2 mulia demokrasi direduksi menjadi sebatas hal prosedural dan tekhnis yakni PEMILU.
Geoff mulgan dalam kritiknya terhadap demokrasi, pertama; demokrasi cendrung melahirkan oligarki dan tekhnokrasi. Apa mungkin tuntutan rakyat di akomodasi oleh orang yang menilai politik sebagai karir untuk menambang keuntungan finansial? Kedua; prinsip2 demokrasi seperti keterbukaan, kebebasan dan kompetisi telah dibajak oleh para pemilik modal. Keterbukaan berarti keterbukaan untuk pemilik modal besar, kebebasan berarti kebebasan investasi bagi perusahaan multi nasional, kompetisi berarti persaingan pasar bebas yang penuh tipu daya. Ketiga; media mereduksi partisipasi rakyat. Kelihaian media mengemas opini publik membuat moralitas politik menjadi abu-abu, juga cendrung menggantikan partisipasi rakyat yang berujung pada semakin kecilnya partisipasi langsung dan kedaulatan langsung rakyat.
Negara adalah tempat akses dan relasi ekonomi, politik, hukum berlangsung. Negara dan sistem demokrasi juga berhubungan dengan masalah bagaimana menciptakan kesejahteraan, menjalankan dan mengatur finansial sebuah negara. Karena itu negara membutuhkan sebuah persekutuan taktis dan cepat. Karena hanya model ekonomi kapitalisme yang tersedia (yang memiliki kekuatan modal besar) maka demokrasi membutuhkan kapitalisme begitu juga sebaliknya. Darisini persekutuan najis itu mulai tercipta. Di ujung jalan, tampaknya kapitalisme lah yang berkuasa. Atas nama kemajuan dan poerdagangan bebas ia mulai mengangkangi negara. Atas nama pertumbuhan ekonomi ia mulai menyiasati demokrasi lalu muncullah makhluk lama dengan baju baru: neoliberalisme.
Sebuah makhluk yang mengendap-endap muncul lalu menjalankan tak-tik silent take over (penjajahan yang terselubung). Neolib kemudian mengusung proyek besar dunia:globalisasi. Paling tidak ada dua faktor yang mendorong gagasan neoliberalisme ini dipakai, pertama; krisis besar dan resesi ekonomi terutama mengenai amerika serikat dimana mereka mengalami over produksi baik perusahaan multi nasional maupun perbankan yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme pada negara-negara miskin. Kedua; model negara kesejahteraan (welfare state) mengalami kebangkrutan akibat besarnya pengeluaran yang harus dikeluarkan negara untuk jaminan sosial rakyatnya. Akhirnya kemenagan neolib adalah kemenangan bagi perusahaan multi nasional dan para corporate yang juga berarti kemenagan bagi negara maju untuk memberikan tekanan pada negara miskin agar mematuhi doktrin khas neolib: liberalisasi- privatisasi-diregulasi.

(Nasib Indonesia pun, ga jauh-jauh dari gambaran diatas. sekarang yang berlaku di Indonesia tak lebih dari Demokrasi prosedural!-- kesengsaraan yang berjubah kesejahteraan)

MARI BERKACA PADA SEJARAH!

INDONESIA MEMBUTUHKAN KAMMI!

Kaya. Itulah salahsatu kata yang bisa kita gambarkan ketika berbicara tentang Indonesia. Negri yang dari barat, timur, selatan hingga utara terhampar kepingan-kepingan kekayaannya. Negri yang didalam perutnya pun menyimpan emas dan mutiara. Oleh karena itulah memimpin negri ini menjadi suatu hal yang sangat sulit dan kita harus benar-benar memperhatikannya. Negara yang punya potensi besar harus pula dihidupi oleh orang-orang yang bercita-cita besar dan berjiwa besar. Sejarah telah membuktikan hal tersebut, betapa kesalahan memilih pemimpin akan berbuah mala petaka bagi berbagai dimensi. Potensi negri yang sedemikian besar justru tak mampu menghidupi dirinya sendiri, Indonesia miskin ditengah-tengah kekayaannya. Hal ini jauh lebih menyakitkan dari pada miskin karena kita memang tidak memiliki apa-apa.
Ditengah kemandekan situasi bangsa saat itulah, akhirnya dengan semangat perlawanan nabi Musa as, KAMMI pun mencoba menjadi pahlawan bagi negri ini dengan mengikatkan bendera reformasi di kepalanya. sejarah penentangan Musa terhadap Fir’aun, Hamman dan Qarun ini seolah menjadi representasi sejarah dari al-qur’an yang kembali berulang di Indonesia. Fir’aun adalah simbol otoritas Soeharto, Hamman yang merupakan seorang pegawai kerajaan Fir’aun adalah simbol dari para tekhnokrat & birokrat pemerintahan negri ini, sementara Qarun adalah simbol dari para konglomerat kapitalis. Kekuasaan ‘gila’ yang mengitari Indonesia inilah yang menyebabkan gelombang demonstrasi yang dinakhodai KAMMI datang bertubi-tubi. Sebagaimana dua makna dasar paradigma KAMMI
yaitu sebagai gerakan tauhid, yang bermakna pembebasan dan pendeklarasian. Hal inilah yang membuktikan eksistensi dari gerakan islam. Ada beberapa hal yang menyebabkan penentangan kaum muda ini terjadi, diantaranya ; pertama, Allah menegaskan untuk memerangi kebathilan. Rezim ordebaru yang dipimpin soeharto sudah benar-benar dianggap sangat mendzalimi rakyat. Soeharto menjadi sosok orang yang tak lagi mampu memimpin negri ini. Sebagai mana ketegasan Allah yang memerintahkan Musa untuk memerangi kerajaan Fira’un di mesir. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu” [TQS.Asy-syu’araa:10]. Kedua, Berani berkata benar dengan lantang. Saat orde baru masih merajai Indonesia, tak ada satu elemenpun yang berani menyatakan sikap ke parlemen pemerintahan kecuali mahasiswa. Berbagai elemen mahasiswa secara sadar bersatu melakukan pembelaan dan kritik terhadap kekuasaan Soeharto. ”Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun” [TQS.Asy-syu’araa:13]. Nabi Musa adalah seseorang yang tidak lancar berbicara karena lidahnya yang cacat akibat luka bakar diwaktu kecil. Hingga kemudian Allah mengutus Harun yang pandai berwacana dan berdealektika untuk membersamai perjuangan Musa. Kecerdasan dan kekuatan kolektif inilah yang kemudian mengantarkan Harun dan Musa pada kemenangan aqidah dan konsistensi. Sehingga wajar jika pada tahun 1998 terjadi gelombang reformasi yang bertubi-tubi membanjiri ruang-ruang kampus di Indonesia. Gelombang demonstrasi tersebut bergerak dengan kesadaran kolektif, dengan niat membawa air perubahan dan perbaikan bagi dahaga negrinya, Indonesia. Ketiga, ’Kaum muda adalah anak kandung Indonesia’. Menjadi hal yang sangat miris ketika menyaksikan negri yang tadinya sedemikian makmur tiba-tiba menjadi berpenyakit. Begitulah hati para anak bangsa itu tersentuh, dan memutuskan untuk ’berteriak dan menantang matahari diteriknya jalanan kota’ untuk menuntut penyembuhan. ”Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. Berkata Musa: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul” [TQS.Asy-syu’araa:16-19] Keempat, Konsistensi dan Eksistensi Ilmu. Sebagaimana Allah telah mewahyukan ilmu kepada Musa tentang kedzaliman raja fir’aun, seperti itu jugalah para mahasiswa indonesia dengan kesadaran serta rasionalitas yang penuh mengetahui keadaan dan nasib bangsanya. Kelima, Eksistensi Allah. Sebagaimana firman Allah didalam alqur’an surah asy-syu’araa: 23-24, ” Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." Kesadaran akan eksistensi Allah dan perjuangan dakwah ini juga menjadi salahsatu penyebab yang mempelopori terjadinya gerakan pemuda islam sebagai satu-satunya vioner dari mahasiswa muslim, KAMMI. Keenam, Representasi fungsi mahasiswa, Pemerintah Indonesia bukan tidak tau tentang keburukan yang mereka lakukan, tapi hati mereka berkabut, sehingga tertutuplah keegoisan itu oleh tebalnya kabut keegoisan mereka. Hal ini digambarkan pula pada saat pemerintahan fir’aun, mereka bukanlah orang yang tidak percaya terhadap kekuasaan Tuhan, melainkan keyakinan mereka tentang kebenaran telah tertutupi oleh keegoisan dan kecintaannya pada dunia. Berlandaskan hal tersebutlah mengapa terjadi gelombang reformasi yang sedemikian dahsyat dan bertubi-tubi, hingga akhirnya membuat orang yang selama 32 tahun menyetir Indonesia ini mundur secara tidak terhormat.

GRAND DESIGN BESAR KAMMI UNTUK INDONESIA

KAMMI dan islam adalah dua kata yang tak bisa dipisahkan. KAMMI telah menjadi suatu sarana yang merupakan representasi dari kemulian islam, sementara islam telah menjadi hal yang sangat sakral bagi KAMMI, ideologi. KAMMI dan islam laksana manusia yang itu terdiri atas jasad dan ruh, dimana jasad itu bernama KAMMI yang kemudian digerakkan oleh ruh islam secara integral. Jasad dan ruh ini tidak bisa dipisahkan secara absolut, namun juga tak dapat dialihkan peran fungsinya.
Mewujudkan masyarakat islami bagi Indonesia,itulah grand design KAMMI untuk Indonesia. Tentunya dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut dibutuhkan sistematika ideologi yang mengerakkannya secara teratur. Sistematika Ideologi ini adalah alat bantu untuk membumikan cita-cita besar pada tataran strategis operasional. Dalam konteks gerakan, KAMMI telah memiliki ideologi sekaligus prinsip yang menjiwai gerakan di seluruh aktivitas dan kegiatannya. Dari ideologi dan prinsip gerakan itulah KAMMI meletakkan seluruh aktivitasnya secara teratur dan terencana.
Ideologi merupakan pemicu sekaligus pendorong bagi para kader KAMMI agar mampu menterjemahkan nilai-nilai islam kedalam gerakan dan realitas perjuangan. Kekuatan ideology harus menginternalisasi kedalam diri kader KAMMI, karena patriotisme perjuangan KAMMI akan menuntut seorang ideolog dan gerakan kita tidak akan mampu memfokuskan gerakannya tanpa seorang ideolog.
Pemerintahan terus berganti, masyarakat terus bergerak, zaman global pun terus bergulir mencari jati dirinya laksana bola salju yang jatuh dari pengunungan es, bergerak sedemikian cepat melindas setiap benda yang menghalanginya. Oleh karena itu KAMMI harus mampu menemukan jati dirinya dan semangat zamannya. Agar ia tidak terlindas namun menjadi pengendali atas pergerakan dunianya. Roda waktu terus berputar, seiring dengan itu maka dunia pun terus berubah. Barang siapa yang mampu menggiring dan mensetting zaman dengan lincah dan tetap berada pada garis idealismenya, maka dialah yang berhasil memimpin dunia dan menjadi pengendali atasnya. Perubahan adalah suatu hal mutlak, “Tak ada sesuatu yang tak berubah didunia ini kecuali perubahan itu sendiri” ungkap John naisbitt dalam bukunya yang berjudul mind set!. ”Jangan berjalan terlalu lamban sehingga orang-orang lelah menunggumu dan akhirnya tak menghiraukanmu, jangan juga berjalan terlalu cepat hingga akhirnya kau jauh meninggalkan barisan dan orang-orang tak ada yang mengenalimu” Beranjak dari salah satu pola fikir inilah maka harus ada proses adaptasi gerakan yang harus dilakukan oleh setiap gerakan melalui proses menganalisis kebutuhan zaman secara konprehensif agar mampu tetap eksis.
Teori peru
bahan ini juga berlaku pada KAMMI, diusianya yang hampir menginjak angka 10 semenjak tanggal 29 Maret 1998, KAMMI dituntut untuk menjadi pemain yang cerdas memainkan peran-peran subtantif sebagai organ gerakan mahasiswa dengan tetap berada pada garis sakral visi-misi KAMMI sesuai dengan tuntutan zaman, sekaligus cermat mengatur strategi dan mensetting gerakan yang akan dilakukan dimasa depan dalam menghadapi dinamika dunia yang sedemikian kompleks dan cepat berubah. KAMMI dituntut untuk mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan dari elemen terbesar negri ini, rakyat.
KAMMI hari ini harus bisa mengambil sikap untuk menentukan masa depan gerakannya serta dalam merumuskan rencana hidup dan pengembangannya ke masa depan, KAMMI perlu melakukan penerawangan yang visioner. Karena wajah kita hari esok akan tergambar pada apa yang kita cita-citakan dan lakukan hari ini.

INDONESIA DAN KAMMI HARI INI

Setelah sekian lama berjalan pola gerakan KAMMI pun semakin berkembang hingga pada gerakan intelektual profetik kemudian disempurnakan dengan pola muslim negarawan yang termaktub dalam Manhaj Kaderisasi 1427 H. Perjuangan KAMMI akan menekan pada keberhasilan visi, dimana KAMMI sebagai mesin pencetak pemimpin guna mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Melihat visi yang sedemikian besar, tentunya butuh proses yang panjang untuk mewujudkannya. Diperlukan sebuah rekayasa untuk mencipta perubahan sosial seperti yang kita inginkan. Secara teoritis dalam sosiologi perubahan sosial dibentuk oleh dua hal yaitu, diawali oleh ide dan gagasan atau diawali dengan perubahan-perubahan fisik. Kedua teori ini dapat secara seimbang diperankan oleh KAMMI. KAMMI membawa kejelasan tujuan yang bersesuaian dengan islam, dengan melakukan pencerahan melalui ide dan gagasan, namun secara struktural gerakan KAMMI semakin berkembang, membentuk sebuah ‘negara’ sendiri yang kekuatannya cukup diperhitungkan, terutama dalam perannya sebagai Balancing Power dan Social political control. Dengan adanya perkembangan gerakan tersebut, maka diperlukan tata aturan yang lebih relevan untuk mengatur setiap langkah KAMMI agar mampu mensinergiskan antara idealisme yang diusung KAMMI dan zaman dimana KAMMI berjuang saat ini.
Saat ini,
Indonesia dan KAMMI laksana samudra yang ditengah-tengahnya ada gunung es dan sebuah perahu dengan cita-cita yang sangat besar untuk berlayar dan bisa sampai ke negri impian yang terletak diseblah gunung es, Indonesia sejahtera. Dimana gunung es itu adalah berbagai tantangan dari iklim pemerintahan, globalisasi dan kapitalisme global, sementara perahu itu adalah reformasi dengan mahasiswa muslim sebagai nakhodanya, KAMMI. Pada tahun 1998, perahu itu berhasil menabrak pengunungan es dan mematahkan puncaknya, yang direpresentasikan oleh runtuhnya Soeharto. Namun perahu kecil reformasi itu tetap saja tersendat dan tak mampu lewat, karena ternyata masih ada bongkahan es, yang merupakan pondasi gunung es dan sampai hari ini masih berdiri kokoh didalam samudra tanpa kita sadari. Itulah karakter orde baru yang mengakar, globalisasi dan kapitalisme global yang menunggangi Indonesia dan membuat perjalanan kita hingga detik ini terhambat.
Artinya, kita tidak mungkin bisa melewati bongkahan es yang sedemikian besar hanya dengan menggunakan perahu yang
dulu kita miliki tanpa kita memperbaharuinya, tanpa kita membuat tekhnologi-tekhnologi canggih untuk melengkapi bekal perjalanannya menuju pulau yang ia impikan. Hanya ada dua kemungkinan, perahu kecil itu terpental atau perahu kecil tersebut memutar kemudi, menyerah. Hal ini sangat mungkin terjadi dikarenakan gunung es tersebut masih sedemikian besar dan kokoh.
Jadi, untukmu para kader KAMMI, berjuanglah dengan segenap kemampuan yang dimiliki, asah kompetensi, karena ’gunung es’ itu terlalu kuat untuk dihancurkan dengan cara-cara yang biasa dan seadanya. Jangan memaksakan diri untuk terus menabrak dan menabrak tanpa memberikan sesuatu yang konkrit sebagai senjata untuk menghancurkan ’kokohnya cengkraman gunung es tersebut didalam samudra’!
Karena sejarah telah banyak mengajarkan kita, bahwa perjuangan itu tak akan bisa selesai hanya dengan teriakan ’ tolak, hancurkan, lengserkan’, tanpa kita memberi solusi alternatif untuk menggantikannya. Tapi ia akan membaik perlahan ketika kita mampu memberikan solusi real dan memperjuangkannya dalam kehidupan nyata!
KAMMI is problem solver not problem maker...
keep moving, finish the changing!



Bukti Cinta Untuk KAMMI
25 Desember 2007, Ciawi-Bogor

Wednesday, December 19, 2007

Entahlah..Saya hanya ingin menulis!

Hari ini entah keberapa kalinya saya melewatkan hari raya qurban di 'kampung orang'.
Sedih sih g'... hal ini sudah terlalu terbiasa:) Tapi wajar rasanya klo ingat keluarga dirumah. Gimana ga? klo disepanjang jalan yang ditemuin rata-rata adalah teman ato ade tingkat yang bawa tas barang&ransel dipundaknya, menandakan akan pulang kampung.
Yang pasti idul adha kali ini bagi saya adalah benar-benar berkorban, macam-macam!
Beberapa hari sebelum ini rasanya agenda full oleh agenda-agenda yang penting dan mendesak, karna kelalaian saya yang menunda untuk mengerjakannya. Jadilah saya harus merapel kerjaan yang harusnya dikerjakan dalam 1 minggu menjadi 2 hari. Meminta berbagai referensi dari berbagai tokoh agama, pemerintahan, termasuk tokoh salah satu parpol. Sebenarnya hal ini bagi saya hal ini ga begitu penting untuk dilakukan, karna saya sudah mendapatkannya. Tapi momentum ini saya rasa tepat untuk saya (atas nama KAMMI) silaturrahim dan membina komunikasi awal dengan beberapa parpol di daerah saya, and than... hasilnya, membuat saya banyak belajar! ada beberapa yang sangat welcome, ada yang biasa aja, ada yang phobi duluan, ada yang baru dipintu masuk dah 'diusir', hanya karena mereka menganggap afiliasi politik KAMMI sudah sangat jelas. tapi bagi saya perlakuan itu semuanya berarti! Kran-kran yang terbuka akan saya pergunakan sebaik-baiknya. untuk yang airnya hanya menetes sedikit demi sedikit akan saya tunggu air itu hingga lancar keluar. untuk yang masih 'sombong' ga mau keluar, tunggu saja, masih banyak kesempatan lain untuk membuka kran :)
Kepada bapak-bapak yang saya temui hari ini, semoga semangat hari raya qurban ini, mampu kembali memantik semangat kita untuk tidak mengorbankan kepentingan rakyat, tapi berkorban untuk rakyat, bukan golongan!
Untuk bapak-ibu dirumah... Selamat idul adha, i miss u very much..

banjarbaru,senja idul adha...
19 desember 2007

Monday, December 10, 2007

Cita-Cita & Masa Depan

Inilah dua kata yang cukup mendapat porsi besar memenuhi sebagian ruang di memory saya akhhir2 ini. entahlah, mungkin saya orang yang cukup punya obsesi besar terhadap dua kata ini, cita-cita & masa depan!
Kalau berbicara cita-cita, jujur akhir2 ini saya bimbang. kata teman2 saya, saya termasuk dalam kategori orang yang cukup punya cita2 besar karna pembicaraan saya ga jauh2 dari 'renstra hidup' dan 'capaian'. Saya juga tidak mengerti mengapa saya bisa terbentuk seperti ini, mungkin warisan sifat dari mama saya. dan saya fikir ini bukanlah hal yang buruk! memformat sesuatu agar lebih terukur dan terarah untuk masa depan akan jauh lebih baik dari pada menjalani hidup dengan gaya air, 'mengalir'. Tapi, kita akan jadi orang yang ambisius untuk mewujudkan cita2 itu dan akan jadi 'sedikit stress' klo yang direncanakan sangat jauh dari kenyataan. menurut saya ini cukup membangun budaya kompetitif, 'mencoba bersaing dengan 'takdir'. Karena dunia adalah tempat dimana kita bisa berbuat & melakukan banyak hal untuk mendapatkan sesuatu, karena kita 'hidup'! , sementara diakhirat kita hanya bisa menunggu, tidak lebih!
tentang masa depan, saya juga masih mencoba merabanya. Entah kenapa semakin mendekati ujian akhir skripsi visi hidup saya jadi kian gamang, 'saya tersesat'!. saya menjadi sedemikian penakut. Sekian banyak target hidup&dakwah terlalu tinggi dan sedemikian melangit dibenak saya, tapi rasanya tak satupun mampu saya bumikan. ada apa ini? kenapa sedemikian sulit? bahkan merincinya saja rasanya saya tak mampu lagi :(
Allah please help me..semakin hari rasanya beban kian menumpuk, saya seolah menjadi orang yang enggan menyaksikan terbitnya matahari esok. bukankah dulu saya begitu terobsesi melihat matahari?
Allah please help me.. berikan arahan&kekuatan,saya yakin bisa menghadapi ini. yah, saat ini saya cuma sedikit gundah dengan tumpukan Pe-er hidup yang belum juga mampu terselesaikan dengan baik. bukankah ini hanya segelintir 'cobaan' saja. saya baru harus melawan bayang-bayang ketakutan saya, saya belum berhadapan dengan dunia sesungguhnya!

Insyaallah, makalah daurah akan selesai!
Skripsi juga pasti selesai!
amanah akan berjalan lancar!
Mama & bapak ga akan kecewa!
Esok matahari akan terbit jauh lebih indah&lebih hangat dari sebelumnya!
Semesta ini akan jauh lebih ramah, klo saya mampu bersahabat dengannya!
Hindarkan bayangan negatif, karena itu mematikan!
semangat!

Berjalan menjelajah mimpi
monday, desember 2007