Sunday, December 30, 2007

MARI BERKACA PADA SEJARAH!

INDONESIA MEMBUTUHKAN KAMMI!

Kaya. Itulah salahsatu kata yang bisa kita gambarkan ketika berbicara tentang Indonesia. Negri yang dari barat, timur, selatan hingga utara terhampar kepingan-kepingan kekayaannya. Negri yang didalam perutnya pun menyimpan emas dan mutiara. Oleh karena itulah memimpin negri ini menjadi suatu hal yang sangat sulit dan kita harus benar-benar memperhatikannya. Negara yang punya potensi besar harus pula dihidupi oleh orang-orang yang bercita-cita besar dan berjiwa besar. Sejarah telah membuktikan hal tersebut, betapa kesalahan memilih pemimpin akan berbuah mala petaka bagi berbagai dimensi. Potensi negri yang sedemikian besar justru tak mampu menghidupi dirinya sendiri, Indonesia miskin ditengah-tengah kekayaannya. Hal ini jauh lebih menyakitkan dari pada miskin karena kita memang tidak memiliki apa-apa.
Ditengah kemandekan situasi bangsa saat itulah, akhirnya dengan semangat perlawanan nabi Musa as, KAMMI pun mencoba menjadi pahlawan bagi negri ini dengan mengikatkan bendera reformasi di kepalanya. sejarah penentangan Musa terhadap Fir’aun, Hamman dan Qarun ini seolah menjadi representasi sejarah dari al-qur’an yang kembali berulang di Indonesia. Fir’aun adalah simbol otoritas Soeharto, Hamman yang merupakan seorang pegawai kerajaan Fir’aun adalah simbol dari para tekhnokrat & birokrat pemerintahan negri ini, sementara Qarun adalah simbol dari para konglomerat kapitalis. Kekuasaan ‘gila’ yang mengitari Indonesia inilah yang menyebabkan gelombang demonstrasi yang dinakhodai KAMMI datang bertubi-tubi. Sebagaimana dua makna dasar paradigma KAMMI
yaitu sebagai gerakan tauhid, yang bermakna pembebasan dan pendeklarasian. Hal inilah yang membuktikan eksistensi dari gerakan islam. Ada beberapa hal yang menyebabkan penentangan kaum muda ini terjadi, diantaranya ; pertama, Allah menegaskan untuk memerangi kebathilan. Rezim ordebaru yang dipimpin soeharto sudah benar-benar dianggap sangat mendzalimi rakyat. Soeharto menjadi sosok orang yang tak lagi mampu memimpin negri ini. Sebagai mana ketegasan Allah yang memerintahkan Musa untuk memerangi kerajaan Fira’un di mesir. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu” [TQS.Asy-syu’araa:10]. Kedua, Berani berkata benar dengan lantang. Saat orde baru masih merajai Indonesia, tak ada satu elemenpun yang berani menyatakan sikap ke parlemen pemerintahan kecuali mahasiswa. Berbagai elemen mahasiswa secara sadar bersatu melakukan pembelaan dan kritik terhadap kekuasaan Soeharto. ”Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun” [TQS.Asy-syu’araa:13]. Nabi Musa adalah seseorang yang tidak lancar berbicara karena lidahnya yang cacat akibat luka bakar diwaktu kecil. Hingga kemudian Allah mengutus Harun yang pandai berwacana dan berdealektika untuk membersamai perjuangan Musa. Kecerdasan dan kekuatan kolektif inilah yang kemudian mengantarkan Harun dan Musa pada kemenangan aqidah dan konsistensi. Sehingga wajar jika pada tahun 1998 terjadi gelombang reformasi yang bertubi-tubi membanjiri ruang-ruang kampus di Indonesia. Gelombang demonstrasi tersebut bergerak dengan kesadaran kolektif, dengan niat membawa air perubahan dan perbaikan bagi dahaga negrinya, Indonesia. Ketiga, ’Kaum muda adalah anak kandung Indonesia’. Menjadi hal yang sangat miris ketika menyaksikan negri yang tadinya sedemikian makmur tiba-tiba menjadi berpenyakit. Begitulah hati para anak bangsa itu tersentuh, dan memutuskan untuk ’berteriak dan menantang matahari diteriknya jalanan kota’ untuk menuntut penyembuhan. ”Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. Berkata Musa: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul” [TQS.Asy-syu’araa:16-19] Keempat, Konsistensi dan Eksistensi Ilmu. Sebagaimana Allah telah mewahyukan ilmu kepada Musa tentang kedzaliman raja fir’aun, seperti itu jugalah para mahasiswa indonesia dengan kesadaran serta rasionalitas yang penuh mengetahui keadaan dan nasib bangsanya. Kelima, Eksistensi Allah. Sebagaimana firman Allah didalam alqur’an surah asy-syu’araa: 23-24, ” Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." Kesadaran akan eksistensi Allah dan perjuangan dakwah ini juga menjadi salahsatu penyebab yang mempelopori terjadinya gerakan pemuda islam sebagai satu-satunya vioner dari mahasiswa muslim, KAMMI. Keenam, Representasi fungsi mahasiswa, Pemerintah Indonesia bukan tidak tau tentang keburukan yang mereka lakukan, tapi hati mereka berkabut, sehingga tertutuplah keegoisan itu oleh tebalnya kabut keegoisan mereka. Hal ini digambarkan pula pada saat pemerintahan fir’aun, mereka bukanlah orang yang tidak percaya terhadap kekuasaan Tuhan, melainkan keyakinan mereka tentang kebenaran telah tertutupi oleh keegoisan dan kecintaannya pada dunia. Berlandaskan hal tersebutlah mengapa terjadi gelombang reformasi yang sedemikian dahsyat dan bertubi-tubi, hingga akhirnya membuat orang yang selama 32 tahun menyetir Indonesia ini mundur secara tidak terhormat.

GRAND DESIGN BESAR KAMMI UNTUK INDONESIA

KAMMI dan islam adalah dua kata yang tak bisa dipisahkan. KAMMI telah menjadi suatu sarana yang merupakan representasi dari kemulian islam, sementara islam telah menjadi hal yang sangat sakral bagi KAMMI, ideologi. KAMMI dan islam laksana manusia yang itu terdiri atas jasad dan ruh, dimana jasad itu bernama KAMMI yang kemudian digerakkan oleh ruh islam secara integral. Jasad dan ruh ini tidak bisa dipisahkan secara absolut, namun juga tak dapat dialihkan peran fungsinya.
Mewujudkan masyarakat islami bagi Indonesia,itulah grand design KAMMI untuk Indonesia. Tentunya dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut dibutuhkan sistematika ideologi yang mengerakkannya secara teratur. Sistematika Ideologi ini adalah alat bantu untuk membumikan cita-cita besar pada tataran strategis operasional. Dalam konteks gerakan, KAMMI telah memiliki ideologi sekaligus prinsip yang menjiwai gerakan di seluruh aktivitas dan kegiatannya. Dari ideologi dan prinsip gerakan itulah KAMMI meletakkan seluruh aktivitasnya secara teratur dan terencana.
Ideologi merupakan pemicu sekaligus pendorong bagi para kader KAMMI agar mampu menterjemahkan nilai-nilai islam kedalam gerakan dan realitas perjuangan. Kekuatan ideology harus menginternalisasi kedalam diri kader KAMMI, karena patriotisme perjuangan KAMMI akan menuntut seorang ideolog dan gerakan kita tidak akan mampu memfokuskan gerakannya tanpa seorang ideolog.
Pemerintahan terus berganti, masyarakat terus bergerak, zaman global pun terus bergulir mencari jati dirinya laksana bola salju yang jatuh dari pengunungan es, bergerak sedemikian cepat melindas setiap benda yang menghalanginya. Oleh karena itu KAMMI harus mampu menemukan jati dirinya dan semangat zamannya. Agar ia tidak terlindas namun menjadi pengendali atas pergerakan dunianya. Roda waktu terus berputar, seiring dengan itu maka dunia pun terus berubah. Barang siapa yang mampu menggiring dan mensetting zaman dengan lincah dan tetap berada pada garis idealismenya, maka dialah yang berhasil memimpin dunia dan menjadi pengendali atasnya. Perubahan adalah suatu hal mutlak, “Tak ada sesuatu yang tak berubah didunia ini kecuali perubahan itu sendiri” ungkap John naisbitt dalam bukunya yang berjudul mind set!. ”Jangan berjalan terlalu lamban sehingga orang-orang lelah menunggumu dan akhirnya tak menghiraukanmu, jangan juga berjalan terlalu cepat hingga akhirnya kau jauh meninggalkan barisan dan orang-orang tak ada yang mengenalimu” Beranjak dari salah satu pola fikir inilah maka harus ada proses adaptasi gerakan yang harus dilakukan oleh setiap gerakan melalui proses menganalisis kebutuhan zaman secara konprehensif agar mampu tetap eksis.
Teori peru
bahan ini juga berlaku pada KAMMI, diusianya yang hampir menginjak angka 10 semenjak tanggal 29 Maret 1998, KAMMI dituntut untuk menjadi pemain yang cerdas memainkan peran-peran subtantif sebagai organ gerakan mahasiswa dengan tetap berada pada garis sakral visi-misi KAMMI sesuai dengan tuntutan zaman, sekaligus cermat mengatur strategi dan mensetting gerakan yang akan dilakukan dimasa depan dalam menghadapi dinamika dunia yang sedemikian kompleks dan cepat berubah. KAMMI dituntut untuk mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan dari elemen terbesar negri ini, rakyat.
KAMMI hari ini harus bisa mengambil sikap untuk menentukan masa depan gerakannya serta dalam merumuskan rencana hidup dan pengembangannya ke masa depan, KAMMI perlu melakukan penerawangan yang visioner. Karena wajah kita hari esok akan tergambar pada apa yang kita cita-citakan dan lakukan hari ini.

INDONESIA DAN KAMMI HARI INI

Setelah sekian lama berjalan pola gerakan KAMMI pun semakin berkembang hingga pada gerakan intelektual profetik kemudian disempurnakan dengan pola muslim negarawan yang termaktub dalam Manhaj Kaderisasi 1427 H. Perjuangan KAMMI akan menekan pada keberhasilan visi, dimana KAMMI sebagai mesin pencetak pemimpin guna mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Melihat visi yang sedemikian besar, tentunya butuh proses yang panjang untuk mewujudkannya. Diperlukan sebuah rekayasa untuk mencipta perubahan sosial seperti yang kita inginkan. Secara teoritis dalam sosiologi perubahan sosial dibentuk oleh dua hal yaitu, diawali oleh ide dan gagasan atau diawali dengan perubahan-perubahan fisik. Kedua teori ini dapat secara seimbang diperankan oleh KAMMI. KAMMI membawa kejelasan tujuan yang bersesuaian dengan islam, dengan melakukan pencerahan melalui ide dan gagasan, namun secara struktural gerakan KAMMI semakin berkembang, membentuk sebuah ‘negara’ sendiri yang kekuatannya cukup diperhitungkan, terutama dalam perannya sebagai Balancing Power dan Social political control. Dengan adanya perkembangan gerakan tersebut, maka diperlukan tata aturan yang lebih relevan untuk mengatur setiap langkah KAMMI agar mampu mensinergiskan antara idealisme yang diusung KAMMI dan zaman dimana KAMMI berjuang saat ini.
Saat ini,
Indonesia dan KAMMI laksana samudra yang ditengah-tengahnya ada gunung es dan sebuah perahu dengan cita-cita yang sangat besar untuk berlayar dan bisa sampai ke negri impian yang terletak diseblah gunung es, Indonesia sejahtera. Dimana gunung es itu adalah berbagai tantangan dari iklim pemerintahan, globalisasi dan kapitalisme global, sementara perahu itu adalah reformasi dengan mahasiswa muslim sebagai nakhodanya, KAMMI. Pada tahun 1998, perahu itu berhasil menabrak pengunungan es dan mematahkan puncaknya, yang direpresentasikan oleh runtuhnya Soeharto. Namun perahu kecil reformasi itu tetap saja tersendat dan tak mampu lewat, karena ternyata masih ada bongkahan es, yang merupakan pondasi gunung es dan sampai hari ini masih berdiri kokoh didalam samudra tanpa kita sadari. Itulah karakter orde baru yang mengakar, globalisasi dan kapitalisme global yang menunggangi Indonesia dan membuat perjalanan kita hingga detik ini terhambat.
Artinya, kita tidak mungkin bisa melewati bongkahan es yang sedemikian besar hanya dengan menggunakan perahu yang
dulu kita miliki tanpa kita memperbaharuinya, tanpa kita membuat tekhnologi-tekhnologi canggih untuk melengkapi bekal perjalanannya menuju pulau yang ia impikan. Hanya ada dua kemungkinan, perahu kecil itu terpental atau perahu kecil tersebut memutar kemudi, menyerah. Hal ini sangat mungkin terjadi dikarenakan gunung es tersebut masih sedemikian besar dan kokoh.
Jadi, untukmu para kader KAMMI, berjuanglah dengan segenap kemampuan yang dimiliki, asah kompetensi, karena ’gunung es’ itu terlalu kuat untuk dihancurkan dengan cara-cara yang biasa dan seadanya. Jangan memaksakan diri untuk terus menabrak dan menabrak tanpa memberikan sesuatu yang konkrit sebagai senjata untuk menghancurkan ’kokohnya cengkraman gunung es tersebut didalam samudra’!
Karena sejarah telah banyak mengajarkan kita, bahwa perjuangan itu tak akan bisa selesai hanya dengan teriakan ’ tolak, hancurkan, lengserkan’, tanpa kita memberi solusi alternatif untuk menggantikannya. Tapi ia akan membaik perlahan ketika kita mampu memberikan solusi real dan memperjuangkannya dalam kehidupan nyata!
KAMMI is problem solver not problem maker...
keep moving, finish the changing!



Bukti Cinta Untuk KAMMI
25 Desember 2007, Ciawi-Bogor

No comments: