Saturday, August 30, 2008

Lingkaran "Pelangi"


Malam ini aku sedang melankolis, tapi biarlah...selama melankolis masih tidak dilarang. Kawan… Saya akan bercerita tentang mereka, tujuh orang yang masing-masing mempunyai tempat spesial sebagai sahabat diruang hatiku, tidak berlebihan kiranya untuk membagi cerita ini agar jalinannya membawa manfaat. Agar setidaknya diantara kami tak ada yang lupa bahwa mereka pernah mempunyai jalinan pertemanan yang sangat indah, Agar mereka (yang kini jauh) tau setidaknya mereka tetap memiliki ruang paling tidak dihati saya.. Sketsa indah ini khusus saya persembahkan untuk mereka para sahabat seperjuangan, untuk mereka para saudari dijalan Allah, untuk mereka para akhwat yang menamakan dirinya ‘IM’ (intellegent muslimah).. Semoga gelombang cinta ini Allah sampaikan pun ketika antunna tak lagi punya banyak waktu untuk sekedar membaca tulisan ini.

Akhir 2003
Bermula dari sebuah lingkaran, Saya menyebutnya Lingkaran Pelangi, alasannya simple karena perbedaan karakter orang-orang yang ada didalamnya.. rata-rata bertolak belakang namun terkesan indah dan saling melengkapi, warna perjalanannya syahdu… Seiring perjalanan lingkaran itu semakin membesar, namun akhirnya menyusut terseleksi oleh waktu. Waktu yang membuat mereka ada namun waktu juga yang kemudian membuat sebagian diantaranya kemudian tiada. Terakhir lingkaran itu hanya dihuni 8 orang, lingkaran pelangi..

Akhir 2005
Satu persatu cahaya di lingkaran pelangi menemukan warnanya, mereka terperangkap oleh rayuan syurga, tanpa berfikir panjang mereka akhirnya mampu menentukan pilihan. Memaknai syahadat dengan sebenarnya. Lingkaran pelangi itu semakin tampak indah, warnanya memesona, mereka erat seolah tak dapat dipisahkan. Karna pelangi tak akan tampak indah jika hanya ada satu warna, walaupun polesan dasarnya semuanya sama, PUTIH!

Awal 2006
Keindahan pelangi tak mampu dibendung oleh lingkaran, karena kegelisahan mereka merembes melalui celah-celah dinding mencoba memberi keindahan pada lingkaran yang lain, mereka meliuk diantara bangunan kampus, berjalan dengan keindahan warnanya, mereka penuhi ruang-ruang kajian, mereka membasahi lisan dengan diskusi-diskusi bertema perjuangan, tak jarang mereka hadir hanya untuk ’mengobrak-abrik’ forum anak2 BEM, yah..katanya mereka sedang latihan strategi perang.

Akhir 2007
Kini warna pelangi itu terpisah, beberapa diantara mereka harus pergi untuk amanah lebih besar yang menanti diluar kelokan panjang bangunan kampus, beberapa diantara mereka sedang ditunggu. Begitulah pelangi, berasal dari spektrum cahaya yang terurai, tak bisa bertahan lama. Ia hanya meninggalkan decak kagum manusia yang melihatnya, kemudian ia menghilang, kembali menjadi cahaya yang terurai, cahaya yang jauh lebih bermanfaat dari sebelumnya.. Harapan saya, semoga itu juga berlaku bagi cahaya di dalam lingkaran pelangi


Banjarbaru, 290808
Kamar kesayanganku—tempat qt seringkali membangun cita-cita
Masih ingatkah kawan?

Friday, August 29, 2008

Berkunjung Ke Sekre HMI

Rabu 27 Agustus 2008 kemarin, Allah memberi saya kesempatan untuk berkunjung ke sekretariat HMI cabang Banjarbaru. silaturrahim dengan para pengurus KOHATI sekaligus sedikit berbincang tentang masa depan DEMA Unlam. Sekretariat yang luas, desain ruangnya cocok sekali dijadikan 'mini office', tapi dari fisiknya terlihat bangunan ini baru saja ditempati, yah mungkin rumah yang berlokasi di kelapa gading 2 itu sekre baru teman2 HMI. Tapi yang ingin saya bicarakan bukan perihal rumah beserta desain ruangannya (walaupun saya cukup tertarik dengan tema itu', perihal rumah hanya sekedar 'side effect' dari pertemuan hari itu.
Jauh dari bayangan saya sebelumnya, para pengurus yang berjumlah sekitar 5 orang (termasuk ketua Kohati) itu merupakan mahasiswa angkatan 2007 kemarin, rata-rata baru. dan jauh sekali dari karakter teman-teman HMI yang biasa saya temui yang terbiasa 'cuap-cuap', penuh retorika ini dan itu.

Mencoba menganalisis fenomena hari itu, konklusi yang saya temukan adalah gejala matinya kaderisasi gerakan yang terjadi di Banjarbaru, namun fenomena ini juga berlaku umum diKalsel. masih teringat beberapa minggu lalu, saya mendengar keluhan serupa dari teman2 PII kalsel. Masih beruntung di KAMMI karena masih ada saja 'kader' yang tersisa ditiap jenjang angkatan. Kaderisasi dan regenerasi memang menjadi PR bersama tiap gerakan, ini PR besar. karena kalau hal ini tidak terjadi, maka bisa dipastikan 3-5 tahun kedepan mahasiswa akan menjadi 'makhluk asing' yang terkurung didalam tingginya menara kampus. sensifitas sosial tak akan terasah, budaya tanding intelektual akan hanya sebatas retorika ilmu yang tak mampu terejewantahkan. Sebagai aktivis mahasiswa yang dibesarkan oleh gerakan, jujur semangat saya terasa disentil ketika melihat fenomena ini, ingin rasanya saling memback-up antar gerakan, tapi apalah daya, tugas yang nyata ada pun tak bisa maksimal saya kerjakan...


kawan2, maafkan...
Merenungi diri saya yang tak mampu banyak berbuat!

Coblos No.4 (Dian-Rozani)


Dua bulan terakhir ini, Unlam ramai melakukan pesta demokrasi mahasiswa. Berbeda dari sebelumnya, dalam ajang demokrasi kali ini ada 5 calon yang lulus berkasnya dari tim verifikasi. tentusaja ini merupakan hal yang sangat positif bagi kemajuan Unlam dan juga bagi KAMMI. Karena dua tahun terakhir pemilu Unlam 'tak bersuara' kecuali saat hari H dan hal ini membuat tugas tim kpf (komisi pemilihan fakultas) bertambah karena sibuk memburu mahasiswa untuk mencoblos, sebagai salah satu indikasi suksesnya pemilu di Unlam. Sementara mahasiswa yang diburu bingung harus nyoblos yang calon mana, karna sebelum-sebelumnya nama-nama calon tak pernah terdengar di Unlam.
Namun hari ini agak berbeda, Baliho, spanduk, banner, pamflet, leaflet dan amunisi lain untuk promosi calon bertebaran di Unlam. Tim sukses tiap pasangan pun dipenuhi jadwal rapat hampir tiap hari. Tak terkecuali tim sukses pasangan calon No. 4 (Dian-Rozani). Semua persiapan dilakukan, 2 minggu terakhir masing-masing timses harus berfikir keras untuk pemenangan calon, jatuh-bangun dalam 'perjuangan pemenangan' ini juga kami rasakan. Lapis-lapis peran timses juga difikirkan. Mulai dari persediaan amunisi, 'make-up' pasangan calon, sampai ke hal-hal kecil yang mungkin 'sepele' bagi sebagian orang, tapi tidak bagi kami. Seperti kata Mba liez makasar(yang sering menjadi teman share saya tentang politik kampus maupun politik praktis), disela2 diskusi beliau bilang 'benar lho fah, terkadang hasrat politik akhwat itu memang jauh lebih tinggi dari pada ikhwan'. mengingat itu saya jadi senyum sendiri, lha sekarang itu memang terjadi:p
Semangat 'menang' selalu menghiasi setiap rapat, ide-ide seakan berloncatan memenuhi ruangan, sampai rasanya tak sanggup untuk dikerjakan. Tapi apa yang tidak bisa dilakukan klo lagi semangat, karena semangat itulah yang akan menjadi suplai energi berkali-kali lipat. Karena hanya ada dua kata bagi kami, 'menang dan perubahan'
Bagi siapa saja yang membaca tulisan ini, saya mohon dengan sangat do'a dan restunya. Semoga Allah memberi kami anugrah kemenangan dan kekuatan hingga amanah ini mampu terselesaikan dengan baik. Dan jangan lupa, sampaikan kepada sahabat, saudara, teman2 yang ada di Unlam untuk berpartisipasi pada pemilu Unlam tanggal 17 september 2008, dan.... COBLOS NO.4

Friday, August 22, 2008

Mozaik Juang

Wahai Allah, tolong bukalah hijabMu
Aku ingin bertanya…
Alunan da’wah ini telah larut disetiap partikel darahku,
Helaannya pun selalu meliuk bersama tarikan nafasku,
Lalu apa yang harus kulakukan,
ketika suara itu lancang menawarkan agar aku berpisah dengannya?
Mungkinkah darah dipisahkan dari jantungnya?
Mungkinkah nafas dipisahkan dari paru-parunya?
Bukankah itu berarti kematian?

Wahai Allah, tolong bukalah hijabMu,
Aku ingin bercerita....
Kalimat-kalimat itu telah menjadi tali rantai
Kuatnya mengikat seluruh sendi tulang,
Lihatlah, Aku tak bergerak!
Kepercayaan itu telah menjadi peluru luruh dari senapan
Kecepatannya merobek kulit,
Lihatlah, Aku terkapar!
Semangat itu kini telah berubah menjadi mata pedang
Siap mengayun, menebas, menggores,
Lihatlah, Aku berdarah-darah!
Wahai Allah, kini Aku hampir kalah...

Wahai Allah, tolong bukalah hijabMu,
Aku ingin bicara...
Karena diam adalah penjara
Biarkan mereka datang dengan seribu kata dan prasangka
Biarkan semua darah menjadi pembasuh nista
Simpan semua lelah dan airmata untuk syurga

Wahai Allah, tolong bukalah hijabMu,
Aku ingin meminta...
Berilah Aku tenaga, bukankah Engkau pemiliknya?
Berilah Aku kekuatan, bukankah Engkau segala sumbernya?
Berilah Aku kesejukan, Bukankah Engkau Telaganya?
Berilah Aku kasih sayang, Bukankah itu sejatinya Engkau?
Agar Aku bisa bersamaMu selamanya.

Banjarbaru,190808
Cahaya luruh

Syair Lelah...

Senja membekali kepenatan dalam tapal batas raga
Lelah semburat mengoyak kelam membara di jiwa
Yang lupa lantunan dzikir hingga diri hancur,
Aku hendak istirahat sejenak, Saudariku...

‘Wahai diriku, apakah engkau yakin dengan janji dan jatah umur?
Sedang rakyat menunggu,
Bagaimana hendak engkau pertanggung Jawabkan dihadapanNya, Ukh?’

Tersungkur dalam pertaubatan labuhan malam para shalihin
Mahasiswa menyorotkan isyarat,
Peristirahatan seorang muslim adalah shalat,
Terseok-seok jasad suci cerminan Umar
Tegur dengan pedang!
Karena wajar...
Semua kewajiban lebih berkelok dari pendaran waktu,
Berapa butir kesyukuran tanpa tawadhdhu
Medali keberhasilan lupa dikembalikan
Nafsu menyembul tanpa diimbangi istighfar
Hanya menenteng kebanggaan

’Fabiayyii ’ala-i rabbikumaa tukadzdzibaan’

Merangkai do’a rabithah berdinding warna udara dingin
Merayu sang pemilik hati
Merekatkan stu-persatu benih ukhuwwah yang terserak
Hingga tak satu makhlukpun mampu membuatnya tercerai

Awal Agustus 2008
Dipuncak lelah

'Tentang Mereka'

Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan manusia dengan macam karakter, dengan ragam pemikiran, dengan aneka ’kenakalan’ yang terkadang membuat orang kerap menyematkan gelar khusus atas kenakalannya, ’orang-orang yang sulit diatur’.

Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan mereka yang suka tantangan. mereka yang bersikukuh menembus tembok walaupun sulit, karna mereka khawatir tembok itu justru akan menjadi penghalang ketajaman pandangan, namun sayang lagi-lagi bahasa mereka tak dapat dimengerti, karena bahasa mereka terlalu jauh masanya dari manusia abad ini.. Atau mungkinkah kehadiran mereka bersentuhan dengan waktu, tempat dan manusia yang tidak tepat? Mungkinkah mereka lahir terlalu dini? Oh..sekali-kali tidak! Karena Allah maha teliti, Allah tak pernah salah dalam setiap keputusan dan perhitungannya. Mereka hadir justru diwaktu yang tepat karena sudah sekian detik dunia berjalan tanpa pencerahan. Mereka justru hadir ditempat yang tepat, karena tempat ini sudah dikelilingi tembok konservatif yang kian hari kian mengakar. Mereka hadir dan berkawan dengan manusia yang tepat, karena banyak tugas yang harus mereka ajarkan untuk mendidik manusia-manusia yang akan berjibaku dengan masa depan itu.

Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...

Menemukan ’orang-orang yang sulit diatur’ itu memulai diskusi dengan D besar, menulis dengan M besar, berfikir dengan B besar dan semoga beramal dengan B besar pula. Taukah engkau teman, mereka adalah kader-kader berharga yang dimiliki oleh ummat ini. Tak jarang diskusi kecil menjadi rancangan masa depan atau strategi jitu yang begitu bernilai. Semuanya dikupas, dari masalah sepele hingga masalah sensitif yang mungkin akan membuat perasaan mereka justru tergores. Mereka tetap tak peduli.

Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan ’orang-orang yang sulit diatur’ itu pantang menyerah walaupun didera jarum-jarum ketidak percayaan, karena yang mereka tau bagaimana berbuat, tak sekedar bagaimana menggugat. Karena bagi mereka pejuang bukanlah orang yang hidup ditengah pujian, tapi pejuang adalah mereka yang senantiasa menyiapkan energi untuk bangkit ketika di dera ribuan cacian.

Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan ’orang-orang yang sulit diatur’ itu...
Apapun penghargaan orang tentang mereka (dan mungkin juga saya), jauh dilubuk hati saya membuncah sebuah kesyukuran yang amat sangat karena Allah mengizinkan saya untuk pernah mengenal mereka. Karna bisa jadi justru ’orang-orang yang sulit diatur’ itulah yang akan menjadi penjaga gawang bagi orisinalitas da’wah ini...
Karna justru ’orang-orang yang sulit diatur’ itulah yang hari ini menjadi cahaya dilangit hati KAMMI, menerangi diskusi-diskusi panjang KAMMI dengan warna pelangi...
Karena seperti Kata Umar ’Sesungguhnya ikatan simpul islam akan pudar satu persatu, manakala didalam islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal ’jahiliyyah’

Ketahuilah teman...
’Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini, selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, menguras habis air mata kami, mencabut rasa kantuk dari pelupuk, kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta...’ (Imam syahid Hasan Al-banna)

Medio, Agustus 2008
Dengan penuh harap,
Semoga bahasa ’orang-orang yang sulit diatur’ itu dapat menembus ketinggian langit