Wednesday, August 1, 2007

Testimoni Malam

Malam.
Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Memurnikan dan memaksa idealisme untuk kembali bercahaya
Seperti air zam-zam yang menghilangkan dahaga perjalanan
Terus ada dan terus mengalir laksana keoptimisan
Seperti api mrapen, terus berkobar dan tak pernah padam
Menjadi simbol semangat dan keabadian

Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Membasuh dilatasi noda yang berhamburan
Mengganti merah, biru dan abu-abu dengan latar putih saja!
Membalut luka dengan perban istighfar
Sudah, biarkan saja!
Ini privasiku dengan Tuhan.

Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Mentransformasi rasa dalam lukisan do'a
Mengetuk pintu maaf
Menimang syukur dengan dendang tasbih alam raya
Melebur kekerdilan diri dalam ruku dan sujud yang terbata
Mengukir syurga diatas hamparan sajadah taubatan nasuha
Menagih janji pada Tuhan,
Bahwa pada pekatnya malam akan selalu ada bintang
Meskipun ia sedang bersembunyi dibalik awan

Ia merayap perlahan,
Meniti rantai waktu, detik demi detik
Memerintahkan jiwa untuk kembali sadar
"Jangan berhenti disisni!
Ini hanya tempat memulai, bukan akhir sebuah pengembaraan"


In the room of jihad
di pergeseran waktu, july-Agst 2007




No comments: