Thursday, October 16, 2008

Yang Luruh & Yang Meneguh

Tak ada satupun makhluk yang tau kemana kehidupan ini akan bergulir. dan juga apakah kita masih akan tetap ‘disini’& merasakan nikmat iman ini untuk beberapa waktu nanti, sama halnya dengan tidak adanya jaminan bahwa kita masih akan menikmati terbitnya matahari esok hari. Inilah sebabnya mengapa saya begitu mencintyai KAMMI, karena hari ini bagi saya KAMMI-lah tempat yang cocok untuk mengejewantahkan iman dan memperkuat simpul demi simpulnya agar tetap eksis ketika harus menghadapi dunia ‘nyata’. Karena KAMMI bagi saya adalah representasi kedalaman pengorbanan, bukan ashabiyyah.

Tak ada diantara kita yang tau seperti apakah rupa kita dihari esok, sama seperti halnya dulu kitapun tak menyangka bahwa kita akan menjadi seperti ini hari ini. Yang kita tau hanyalah bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas diri dari hari ini atau minimal mempertahankan apa yang terbaik yang kita miliki. Perlahan merubah orientasi duniawi menjadi orientasi ukhrawi agar kemudian hidayah itu kekal dan abadi

Hari inipun rencana Allah itu berlaku, Dia mempertemukan saya dengan beberapa teman satu SMU. Allah berkehendak membuka pintu cahayanya hingga akhirnya mereka hijrah ketika memasuki gerbang Universitas, bahkan di antara mereka menjadi ‘orang penting’ dan penjaga gawang di dakwah tarbawi dan siyasi kampus. Dan alhamdulillah hidayah itu juga sampai hari ini masih saya miliki & jujur saya tidak rela jika harus kehilangannya. Walaupun sebelumnya pertemanan kami tidak begitu dekat, namun ketika bertemu kemarin semuanya terasa akrab dan hangat. Kami bahu membahu mensinergiskan cita-cita untuk memperbaiki kampung halaman. Begitulah ikatan iman, Saya samasekali tak meragukannya! Karena kita bisa mengenali bahwa seseorang itu adalah saudara kita sebelum kita pernah mengenal pun bertemu dengannya.

Namun sayang disaat yang sama Allah juga mempertemukan saya dengan sahabat karib saya yang aktif di ROHIS sekolah semasa SMU dulu. Kami mengenal da’wah ini berbarengan di kelas 1 SMU. Dan akhirnya Allah takdirkan kami berpindah di’kendaraan’ dakwah yang sama ketika kami kuliah. Dulu ia sempat begitu bersemangat mengabarkan pada saya bahwa ia telah bergabung dan berjuang bersama KAMMI, saat itu aku belum jadi anggota KAMMI. Tapi hari ini saya harus bersedih karenanya, saya sangat kehilangannya. karena kini ia justru memilih jalan berbelok setelah keluar dari pintu Universitas. Dan dengan lantang berterus terang pada saya bahwa dia sudah memilih jalannya, ia dekat dengan seorang laki-laki hanya karena tuntutan keluarga (Allah lindungi aku& berilah kekuatan padanya)


Teriring do’a ketika salam perpisahan itu terucap/ Ada harapan sesuci embun pagi dan begitu sederhana/ Sesederhana rasa ini dari kami yang tak pandai berkata-kata/ Pada sosok Mujahidah yang begitu KAMMI cintai dan banggakan/ Semoga Allah mengizinkan “ia” selalu ada dalam barisan ini..

Ada rindu yang begitu dalam ‘tuk mendengar kembali/ Lantang Takbir dan semangat yang begitu berkobar/ dulu…, ia miliki dan berikan pada KAMMI/ Dari jiwanya.., sepenuh hatinya.., sedalam pengorbanannya ..

Mungkin.. telah semua, “ia” beri tanpa sisa/ Mungkin.. tak pernah kami mengerti, asa di hatinya/ Hanya penat dan peluh tertinggal di raganya/ namun ku yakin “tidak” di jiwanya/ Walau kami tak pernah bertanya.., lelahkah antii??

Agar KAMMI sadar karena tak selalu di sampingnya/ Agar KAMMI sadar tak selalu membelanya/ Agar KAMMI sadar tak selalu dapat menjaganya/ hingga terikpun datang menghampiri/ Jangan tersungkur diterjang kerikil-kerikil ujian/ jika tersaruk kembalilah pada azzam/ Berteduhlah hanya dengan cinta-Nya yang tak berhujung

Bila saja do’a dan cinta kami bisa menghantarnya kembali/ Akan kami sambut ia dengan sepenuh jiwa/ Seperti jiwa-jiwa yang pernah ia gores dengan shaksiyah-Nya/ Seperti jiwa-jiwa yang dulu lemah dan telah ia “tegarkan...”/ Seperti KAMMI yang selalu merasa “begitu ia sayangi”/ Seperti itulah KAMMI tak rela kehilangannya/ “Ia” adalah saudara kami/ ia juga bunga da’wah KAMMI yang telah menebarkan wanginya kepada sesama../dan berharap ia hanya layu sebentar saja!


Satu hal yang hari ini masih saya yakini, bahwa Allah menciptakan teman, sahabat, keluarga dan semua yang ada disekitar kita, pada hakikatnya untuk mendidik diri kita, agar kita yang tadinya hanya berkualitas selevel lumpur pasir mampu menjadi intan!



Berau, 0810’08

Dipergeseran hari...

Semoga semua peristiwa mampu membuat keimanan kita sempurna

Allah kuatkanlah yang sedang teguh & kembalikan yang sedang luruh..



No comments: