Wednesday, October 29, 2008

Tentang Segelas Teh & Sepiring Kerupuk

Pagi itu hujan deras, sementara ada jadwal rapat Daurah yang harus dilakukan oleh komisariat pukul 7 pagi ini, dan mengharuskan saya hadir untuk membantu mengarahkan proporsi kerja SC. Bulan November ini memang bulan Daurah rekrutmen yang dilakukan KAMMI di kalimantan selatan, disamping tugas struktural yang memang membidangi kerja-kerja diranah kaderisasi, saya juga mempunyai obsesi pribadi melakukan pendampingan maksimal pada komisariat terutama dalam hal pengarsipan draf tekhnis dauroh dan menyiapkan sistem follow up yang matang. Tapi bukan ini yang ingin saya ceritakan. Saya hanya ingin bercerita tentang segelas teh dan sepiring kerupuk, sesuatu yang mungkin sangat sepele bagi beberapa orang (karna ketika saya bercerita dengan teman2 saya, sebagian dari mereka justru merasa lucu dan mentertawakannya)

Pagi itu saya cukup bingung bagaimana caranya mencapai tempat rapat, sementara hujan tak juga reda. Akhirnya saya putuskan untuk tetap berangkat dengan motor kesayangan saya, meskipun konsekuensinya saya akan basah kuyup. mungkin ini bisa dibilang sebuah langkah pragmatis, bahkan trerlalu kerkanak-kanakan hanya karena saya ingin mengatakan bahwa 'hujan tidak seharusnya menjadi alasan untuk menghambat agenda da'wah KAMMI'. Seperti apa yang saya prediksi semula, sesampainya disana sebagian besar pakaian saya basah, tapi tetap tidak mengganggu suasana rapat hari itu. Dan ditengah agenda rapat berlangsung saya merasa Allah memberi sebuah kejutan, para ikhwan (yang semuanya adalah adek tingkat, 4 tahun dibawah saya) menyuguhkan teh hangat dan sepiring kerupuk untuk kami, untuk sekedar menghangatkan badan karena kami kehujanan. terkesan agak canggung mereka menyuguhkannya, tapi saya justru sangat mengapresiasi itu. karena sekian lama saya bercerita tentang ukhuwwah dikomisariat, merekalah yang pertama kali memperlihatkan aplikasinya, dengan cara yang tidak pernah saya duga. Karena bahagianya saya saat itu, rasanya suguhan itu merupakan teh dan kerupuk terenak yang pernah saya rasakan:), merasa apresiasi saya tak cukup, saya pun mengirim sms berupa reward atas apa yang telah mereka lakukan untuk menghidupkan ukhuwwah antar ikhwah.
Sepulang dari rapat suasana hati saya berubah 180 derajat, dari badmood menjadi sangat bahagia. dengan antusias saya menceritakan kejadian itu kepada sahabat2 saya, tapi mereka justru merasa lucu dan mentertawakannya. Yah...saya mengerti, yang membedakan seni merasa itu adalah keadaan hati dan harapan-harapan kita. Walaupun apa yang mereka lakukan terkesan sepele, tapi harapan saya itu akan berdampak luar biasa bagi peningkatan kinerja komisariat. wallahu'alam.

No comments: