Monday, October 20, 2008

Menjadi Purnama

Namanya Rini Fatmawati, SP, saya pertama kali mengenalnya melalui sebuah organisasi bernama KAMMI. Waktu masuk ke KAMMI kami senasib, sama2 titipan dari komsat Banjarbaru yang di ikutkan Daurah marhalah 1 (Acara yang merupakan gerbang masuk ke KAMMI) di Banjarmasin, tapi saat itu saya pulang duluan karena merasa tidak betah. Semenjak saat itu saya sering bertemu dengannya di acara kajian keislaman & politik maupun aksi KAMMI. Meskipun tak sering bersama (karena kami kuliah di Fakultas yang berbeda) bisa dibilang hubungan pertemanan kami sangat dekat. Karakter kami yang sama2 terbuka menjadikan saya akan mudah bercerita apa saja kepadanya dan dia pun begitu, hampir tidak ada yang kami tutupi. Tentang cita-cita, harapan, kekesalan, kekecewaan & segenap perasaan lainnya. Ketika saya merasa ‘tak sanggup’ memikirkan KAMMI, maka dialah yang dengan sabar & setia menunggu saya menangis hingga kemudian bercerita tentang apa yang saya rasakan. Kemudian dia akan selalu merasa bersalah dan berkata ‘afwan ya ti, selama ini ana kada optimal di KAMMI’. Terkadang kami bersatu dalam kebaikan tak jarang juga berpadu dalam membuat makar (kalau ide2 jahilnya lagi keluar :p)

Di masa akhir-akhir kuliah, kami pun seringkali menghabiskan waktu bersama. Saat itu dia banyak mengalami kesulitan dalam hal transportasi ketika harus konsultasi dengan dosen pembimbing atau perihal pengetikan skripsi yang harus mempergunakan tenaga ikhwan, sebagai saudara saya pun menawarkan bantuan untuk menjadi ‘ojek’nya.

Tiga hari menjelang perayaan wisuda kami menyepakati untuk menghabiskan sore bersama, kami keliling murjani sambil makan ice cream dilanjutkan dengan jagung bakar dipinggiran taman air mancur. Tema besar pembicaraan hari itu tentang cita-cita pasca kuliah.. Saya pun bercerita panjang lebar tentang rencana hidup saya setelah kuliah berakhir, mulai dari rencana karir, planning dakwah ketika kembali ke tanah kelahiran, tentang S2 ke Bandung yang urusannya sudah hampir setengah jalan, tentang cita-cita saya S3 keluar negri. Mendengar saya bercerita dengan sangat semangat dari A sampai Z, rini nyeletuk, ‘loh ti nikahnya kapan?’ menyadari itu kami tertawa bersamaan. Dan dia bilang kalau dia ingin menerapkan ilmu pertaniannya di kapuas dan menikah sebelum melanjutkan jenjang pendidikannya ke S2. Saat itu saya kaget, ‘Hah!..rini yang sangat polos sudah berfikir sampai kesana..Salut!’ Saat itupun kami kembali tertawa berbarengan, Lucunya :)

Hari ini Allah mewujudkan salah satu cita2nya, menikah sebelum S2. Begitu dapat SMS darinya perihal pernikahan itu, saya langsung menelfon dia, bertanya tentang prosesnya, dan Alhamdulillah prosesnya terjaga dan selamat. Sebagai temannya jelas saya merasa sangat bahagia dan bela-belain harus datang ke acara walimahannya kemarin..’ Rin sekarang anti seperti bulan sabit yang berubah menjadi purnama’. specially message for rini :

Dear : Retno, ifah, kia
Hehe…akhirnya..:)
Barakallahukum ya
rin…
Moga rumah tangganya berkah & Allah kekalkan pertalian cintaNya hingga bermuara ke syurgaNya. Akur-akurlah, jangan rancak besarikan.
Cz besarikan tu hanya hak-hak wanita lajang jar, he100x :p
Bagun rumah tangga ideologis-strategis dengan visi yang jelas. Jangan lupa dengan cita-cita besarnya ya..’Menggarap sawah untuk Indonesia’ agar rakyat negri ini berkeadilan dan sejahtera, COBLOS NO.... (Dua2x SP sih, he1000x)
Oy, titip KAMMI juga, bawa jiwa dan hatinya kemanapun kalian pergi, cz mengutip kata2 pa amin sudarsono ’ Idealisme KAMMI itu sepanjang hayat’. Tema perjuangannya ’membangun peradaban dari pelosok Kapuas’, keren kan rin? Oy, Sorry sampai hari ini blm sempat kirim manhaj kaderisasi buat komsat Kapuas, yang sabar y..(anggap aja latihan supaya ga terlalu polos ;p) Ibarat bulan, sekarang anti sudah purnama (indah sih...tp tetap aja bulan sabit lebih berseni, hehehe...)
Love U

2 comments:

Amin Sudarsono said...

Subhanallah.
Barakallah untuk yang sudah menikah. Saya juga menunggu kabar gembira dari pemilik blog ini...

Idealisme sepanjang hayat. Itu persoalan menjaga dan keistiqomahan....

Ma'rifah said...

hmm...do'akan saja ukh/akh...
ana juga selalu mengharap kabar bahagia dan bertenaga dari pena2 antum semua :)