Sunday, January 10, 2010

Mengejar Api

Malam itu usai shalat isya Aku keluar bersama Fida seorang Adik tingkat yang saat itu baru menginjak tahun pertama perkuliahan. awalnya kami hanya sekedar ingin cari makan dan singgah ke warung fotocopy sebentar, ada bahan ujian esok yang belum dimilikinya, maklum rumah yang kami kontrak hampir semua isinya anak kuliahan, kecuali aku.
Sekitar beberapa menit di warung fotocopy, tiba2 jalan raya menjadi begitu riuh, hingar bingar suara puluhan sirene mobil pemadam kebakaran berpacu dengan bunyi gas kendaraan lain dijalan raya yang jumlahnya juga mencapai puluhan. Malam itu jalan raya semakin berkabut, sesak dan tampak panik. ’terjadi musibah kebakaran’ Aku masih menduga-duga. Awalnya Aku berfikir akan bersikap cuek dan melewatkan peristiwa tersebut. ’toh malam bukan waktunya liputan’ fikirku mencari pembenaran. Tapi Aku tidak ingin membohongi diri sendiri! Meskipun berbeda konteks, tapi Bukankah wanita2 palestina dan anak2 kecilnya juga berjuang hampir sepanjang waktu??
Tak sabar aku ingin segera beranjak dari tempat fotocopyan itu, dengan satu tujuan pulang ke kos mengambil tape recorder. Entah kenapa, tidak seperti biasanya malam itu, Aku lupa membawa recorder. Bukti Aku masih teledor, bukankah momentum terkadang datang diwaktu yang tak terduga. Dan hanya orang2 yang siaplah yang akan menjadi saksi sejarah berlalunya momentum tersebut. Apalagi Breaking news atau kejadian dan peristiwa tidak dapat diulang yang punya grade pemberitaan tertinggi seperti ini. ’Sekarang juga Aku harus liputan, kalau tidak Aku pasti akan menyesal!’ kali ini naluri jurnalisku angkat suara.
Sampai dikos, tiba2 terjadi pemadaman listrik disepanjang jalan hasan basri hingga belitung, untuk mencegah byarpet. yang menandakan lokasi kebakaran tak jauh dari rumah. akhirnya aku kembali pergi mencari lokasi kebakaran dengan fida. Meskipun Awalnya Aku sempat memaksa untuk pergi sendirian, khawatir merepotkan yang lain. tapi demi mempertimbangkan prinsip keahsanan yang selama ini dipelihara, tak baik kalau perempuan keluar malam, sendirian pula! setidaknya semoga dengan membawa teman bisa mengurangi mudharatnya. bukankah kalau terjadi apa2 akan jauh lebih merepotkan lagi? antara prinsip dan tuntutan, sulit ternyata. mungkin inilah yang menjadi keterbatasan akhwat, Tapi Aku tidak boleh terbatasi hanya karena keadaan, Allah akan membantu, Aku menguatkan diri.
Ternyata pencarian lokasi kebakaran tak semudah yang ku duga, bahkan Aku sempat mampir kepos jaga polisi dijalan raya, untuk memastikan jalan yang aku ambil menuju lokasi benar. Jalan raya juga begitu macet, suara sirine juga masih bersahutan. Mobil PPK dilajukan diatas kecepatan rata2, Aku samasekali tak bisa mengejar. Jam 9 kurang 15 menit Akhirnya Aku sampai ke lokasi di sekitar belitung darat, setelah sebelumnya melewati banyak gang berkelok2 di ujung jalan. Kendaraan Aku parkir di depan rumah seorang warga tepat di depan jalan raya. Karena jalan ditutup dengan pembatas garis polisi, tentu saja tidak bisa dilalui kecuali dengan berjalan kaki.
Entah dikelokan ke berapa, Aku melihat gumpalan asap mengepul membuat jarak pandangku terbatas. Fida memegangi tangan kananku erat2, terkadang suaranya bergetar mungkin agak takut melihat kacau balaunya suasana saat itu. Aku mencoba mendekat, berusaha menggali informasi sebanyak2nya dari warga dan petugas pemadam kebakaran atau PPK yang ada ditempat, sementara beberapa orang diantaranya masih berupaya memadamkan Api. Tapi tak banyak yang bisa digali, karena posisi mereka bukan saksi mata. Hingar bingar suasana membuat aku takut tapi sekaligus tertantang. Sambil terus menyalakan tape recorder mengabadikan suara gaduh ditengah kebakaran. Aku masih menimbang-nimbang, mencari jalan melewati mobil PPK yang memakan hampir seluruh badan jalan digang kecil itu, tak ada jalan agar dengan mudah bisa melewatinya. Akhirnya Aku putuskan, berjalan cepat melalui teras rumah warga, beruntung pagar2nya bisa dijangkau dengan usaha melompat yang cukup sederhana.
Sekarang Aku tengah berada didepan rumah korban, masih bersama fida, karena sedikitpun dia tak mau ditinggalkan. Disini manusia penuh sesak, teriakan, bau keringat dan bau benda2 terbakar bercampur aduk menyesaki indra penciumanku, membuatku perutku sangat mual. akhirnya Aku putuskan untuk menyingkir dan mencari posisi yang lebih aman. Aku memperingatkan fida, untuk bersikap waspada dan mengamankan semua barang berharga yang kami bawa. Dalam keadaan genting seperti ini terkadang banyak orang yang memanfaatkan keadaan.
Tepat pukul setengah 10, Api berhasil dikuasai. Setidaknya ini menjadikan suasana sedikit dapat dikendalikan. meskipun suara bising warga dan kerumunannya tidak berkurang, bahkan terus bertambah dan berdatangan. Aku berfikir harus secepatnya mencari sound byte, minta keterangan keberapa sumber informasi. Namun Lagi2 Aku kesulitan. ketua RT dan saksi mata berada tepat disamping rumah korban, sementara jalan menuju kesana digenangi air penuh lumpur, bekas benda terbakar serta pecahan beling akibat kaca rumah serta lampu yang retak karena panas. Ku lihat beberapa teman fotografer dan wartawan cowok sudah berada disana, celana mereka digulung hingga lutut. Aku masih berusaha mencari jalan, mereka menganjurkan agar Aku mengangkat rok dan membuka kaos kaki supaya tidak basah dan kotor, karena genangan air tingginya jauh beberapa senti diatas mata kaki. Hah?? Yang benar saja, Aku tidak akan sepragmatis itu, fikirku. Tak ada jalan lain, Aku nekad tapi tetap memperhitungkan. Kubiarkan rok, celana panjang dan kaos kakiku menjadi santapan lumpur malam itu..lagi2, hmm..akhwat memang penuh keterbatasan, tapi Aku tidak boleh menyerah.
Setelah soud byte, natural byte dan data2 yang kuperlukan lengkap,Aku segera mengontac tim pemberitaan radio, yang waktu itu lagi siaran. Beberapa menit kemudian Aku sudah on air via HP langsung dari tempat kejadian, the breaking news! Tentu saja aku merasa sangat puas!
Begitu liputan selesai, Aku langsung go out dari TKP alias tempat kejadian perkara. Tiba2 Aku merasa perutku melilit, Aku baru sadar kalau kami belum makan. Namun malang, karena ternyata warung2 sudah pada tutup, waktu menunjukkan hampir pukul 11 malam, sementara tak ada persediaan apapun dirumah...


Jazakillah khair buat fida
Afwan ya dek telah membuat anti terpaksa harus tidur dalam keadaan lapar malam itu, hehe
fida---bukan panggilan sebenarnya---

No comments: