Sunday, January 10, 2010

Love What You Do!

Beberapa hari lalu seorang teman lama menghubungiku via telfon. Dulu kami teman akrab di SMU, kami berpisah setelah sama2 kuliah, karena dia kuliah di universitas mulawarman Samarinda, sementara aku kuliah di universitas lambung mangkurat di banjarbaru. Semenjak saat itu kami jarang bertemu, paling hanya 1 tahun sekali ketika sama2 pulkam menjelang lebaran idul fitri atau aku lagi liburan ke Samarinda.tapi adakalanya kami juga tidak bertemu karena aku segera kembali ke Banjarbaru, lantaran kuliah masuk lebih awal.
Semenjak saat itu, hubungan pertemanan terus kami abadikan via Hp meskipun terkadang kami tenggelam dalam kesibukan aktivitas dan rutinitas masing-masing. kadang aku yang menelpon, kadang juga dia.
Setelah hampir 7 bulan lamanya, kemarin dia menghubungiku, awalnya sekedar menanyakan kabar, dia menanyakan kapan aku pulang. Dan mengabarkan bahwa saat ini dia sudah di Berau-kota kelahiran kami-, kemudian seperti biasa kami akan bercerita panjang lebar tentang apa yang kami alami. Namun kemarin proporsi bercerita sepertinya lebih banyak untuknya, aku memilih mendengarkan.
Ketika lulus kuliah september lalu, dia langsung ditawari bekerja disebuah perusahaan ternama di kota kami, namun karena merasa tidak sreg dengan pekerjaan itu, akhirnya setelah 2 bulan bekerja dia memilih untuk keluar. Setelah menulis banyak lamaran pekerjaan, awal januari ia kembali mendapat panggilan, kali ini disebuah perusahaan kontraktor, karena dia jurusan tekhnik. Kalau sebelumnya dia bekerja dibagian administrasi, kali ini dia harus terjun ke lapangan. Namun lagi2, ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya setelah bekerja kurang lebih selama 1 bulan. katanya selain tidak sreg dengan lingkungannya, kondisinya pun tidak kondusif bagi seorang perempuan.
Ia meneruskan ceritanya, 5 kali ia sempat bekerja ditempat berbeda, namun semua pekerjaannya tak berumur panjang, hanya karena dia tidak sreg. Sehingga sekarang ia hanya menghabiskan waktunya dirumah. Namun dirumahpun membuat dia selalu merasa tertekan karena tuntutan keluarga yang mengharapkan ia bekerja.
Setelahnya Aku berfikir sejenak, apa yang menjadi akar persoalan yang menimpa sahabatku ini. Ternyata menurutku, dia belum mengupayakan apa yang menjadi modal orang-orang sukses dalam bekerja. Dialah rasa suka dan Cinta terhadap pekerjaannya. Banyak orang yang sukses bekerja ditempat dan kondisi yang ia sukai, namun jarang yang sukses ketika ia berhadapan dengan aktivitas dan kondisi yang kurang menyenangkan. Atau simpelnya, mengerjakan apa yang dicintai itu biasa, tapi mencintai apa yang dikerjakan itu yang luar biasa!. Dan masalahnya tidak semua orang punya keberuntungan untuk bekerja ditempat yang ia sukai. termasuk sahabatku tadi.
Mengapa harus suka dan cinta? Karena menurutku tak ada suatu pekerjaanpun yang akan maksimal tanpa cinta. dengan cinta akan lahir keikhlasan yang memunculkan energi yang besar dan tak terbatas. Karena ketika seseorang mencintai sesuatu, maka ia akan mengalokasikan waktu, tenaga, dan fikiran lebih banyak untuk yang dicintainya, ia akan berkorban lebih besar dibandingkan pengorbnan orang lain. sehingga hasilnya pun pasti akan berbeda.
Ketika kita mencintai pekerjaan dan tempat dimana kita bekerja, maka kecintaan pun akan mengubah mental kita menjadi positif dan konstruktif, semua yang kita alami dalam bekerja dapat berubah menjadi batu loncatan. Karena tidak ada yang namanya hambatan bagi orang yang bermental positif, yang ada hanyalah kesempatan. Kesempatan untuk maju, kesempatan untuk berkompetisi dan kesempatan untuk melahirkan karya terbaik yang sanggup ia lakukan.
Maka pada saat yang sama, dengan sendirinya akan muncul motivasi serta dorongan untuk sukses, yang berbuah pada lahirnya berbagai bentuk kreativitas dan produktivitas kerja. Pekerjaannya akan selalu punya nilai tambah dari waktu ke waktu. Hasil pekerjaannyapun akan mempunyai khas berbeda dari hasil pekerja yang lain. karena semuanya ia lakukan lahir dari hati dan cinta, tidak sekedarnya.
Mencintai pekerjaan juga salah satu yang dianjurkan Allah dan RasulNya, karena dengan mencintai pekerjaan, seseorang akan mempunyai keikhlasan dan tawakkal dalam bekerja. Dan keikhlasan serta tawakkal itulah yang menjadikan setiap aktivitas yang kita kerjakan bernilai.
Untuk mencintai pekerjaan, kita butuh waktu untuk merenung, menemukan jawaban ’why’ atas aktivitas kita. Mengapa kita harus berkerja disana? Mengapa kita harus mengerjakan pekerjaan itu? Semakin banyak jawaban yang kita temukan, maka sebanyak itu pulalah cinta yang telah tumbuh dan akan membantu kita giat dalam bekerja..jika jawaban itu belum kita temukan, mungkin kita butuh waktu lebih lama untuk merenung dan menemukan jawabannya untuk masa depan kita..
So, do what you love and love what you do!


Masih dengan semangat,
Pergi ke kantor pagi ini...

No comments: