Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan manusia dengan macam karakter, dengan ragam pemikiran, dengan aneka ’kenakalan’ yang terkadang membuat orang kerap menyematkan gelar khusus atas kenakalannya, ’orang-orang yang sulit diatur’.
Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan mereka yang suka tantangan. mereka yang bersikukuh menembus tembok walaupun sulit, karna mereka khawatir tembok itu justru akan menjadi penghalang ketajaman pandangan, namun sayang lagi-lagi bahasa mereka tak dapat dimengerti, karena bahasa mereka terlalu jauh masanya dari manusia abad ini.. Atau mungkinkah kehadiran mereka bersentuhan dengan waktu, tempat dan manusia yang tidak tepat? Mungkinkah mereka lahir terlalu dini? Oh..sekali-kali tidak! Karena Allah maha teliti, Allah tak pernah salah dalam setiap keputusan dan perhitungannya. Mereka hadir justru diwaktu yang tepat karena sudah sekian detik dunia berjalan tanpa pencerahan. Mereka justru hadir ditempat yang tepat, karena tempat ini sudah dikelilingi tembok konservatif yang kian hari kian mengakar. Mereka hadir dan berkawan dengan manusia yang tepat, karena banyak tugas yang harus mereka ajarkan untuk mendidik manusia-manusia yang akan berjibaku dengan masa depan itu.
Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan ’orang-orang yang sulit diatur’ itu memulai diskusi dengan D besar, menulis dengan M besar, berfikir dengan B besar dan semoga beramal dengan B besar pula. Taukah engkau teman, mereka adalah kader-kader berharga yang dimiliki oleh ummat ini. Tak jarang diskusi kecil menjadi rancangan masa depan atau strategi jitu yang begitu bernilai. Semuanya dikupas, dari masalah sepele hingga masalah sensitif yang mungkin akan membuat perasaan mereka justru tergores. Mereka tetap tak peduli.
Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan ’orang-orang yang sulit diatur’ itu pantang menyerah walaupun didera jarum-jarum ketidak percayaan, karena yang mereka tau bagaimana berbuat, tak sekedar bagaimana menggugat. Karena bagi mereka pejuang bukanlah orang yang hidup ditengah pujian, tapi pejuang adalah mereka yang senantiasa menyiapkan energi untuk bangkit ketika di dera ribuan cacian.
Lagi-lagi disana, disuatu tempat bernama KAMMI saya menemukannya...
Menemukan ’orang-orang yang sulit diatur’ itu...
Apapun penghargaan orang tentang mereka (dan mungkin juga saya), jauh dilubuk hati saya membuncah sebuah kesyukuran yang amat sangat karena Allah mengizinkan saya untuk pernah mengenal mereka. Karna bisa jadi justru ’orang-orang yang sulit diatur’ itulah yang akan menjadi penjaga gawang bagi orisinalitas da’wah ini...
Karna justru ’orang-orang yang sulit diatur’ itulah yang hari ini menjadi cahaya dilangit hati KAMMI, menerangi diskusi-diskusi panjang KAMMI dengan warna pelangi...
Karena seperti Kata Umar ’Sesungguhnya ikatan simpul islam akan pudar satu persatu, manakala didalam islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal ’jahiliyyah’
Ketahuilah teman...
’Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini, selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, menguras habis air mata kami, mencabut rasa kantuk dari pelupuk, kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta...’ (Imam syahid Hasan Al-banna)
Medio, Agustus 2008
Dengan penuh harap,
Semoga bahasa ’orang-orang yang sulit diatur’ itu dapat menembus ketinggian langit
No comments:
Post a Comment